TEMPO.CO, Jakarta - Raja Thailand Maha Vajiralongkorn mendukung kabinet baru, termasuk taipan real estat Srettha Thavisin sebagai perdana menteri dan menteri keuangan baru negara itu, menurut surat kabar Kerajaan yang diterbitkan pada Sabtu, 2 September 2023, beberapa bulan setelah pemilu Mei.
Partai Pheu Thai pimpinan Srettha, yang didukung oleh keluarga miliarder Shinawatra, akan mengawasi portofolio pertahanan, transportasi, perdagangan, kesehatan, dan kementerian luar negeri.
Thailand mempunyai pemerintahan sementara sejak Maret, dan partai Move Forward, pemenang pemilu 2023, gagal membentuk pemerintahan karena tidak mendapat dukungan dari anggota parlemen konservatif atas agenda progresifnya.
Pheu Thai yang berada di posisi kedua memutuskan aliansi dengan Move Forward dan menggandeng partai-partai saingan sekutu jenderal militer yang menggulingkan Shinawatra dalam kudeta tahun 2006 dan 2014.
Pengumuman kabinet baru ini terjadi beberapa minggu setelah Srettha, mantan presiden pengembang properti mewah Sansiri, memenangkan pemungutan suara parlemen pada Agustus untuk menjadi perdana menteri.
Baca juga:
Pada hari pemungutan suara, tokoh Pheu Thai Thaksin Shinawatra kembali ke Thailand dalam kepulangan yang dramatis setelah tinggal di luar negeri selama 15 tahun dalam pengasingan untuk menghindari hukuman penjara 8 tahun. Pada malam pertamanya kembali, Thaksin dipindahkan ke rumah sakit polisi karena keluhan nyeri dada dan tekanan darah tinggi. Dia kemudian mengajukan permintaan pengampunan kerajaan.
Pada hari Jumat, raja meringankan hukumannya menjadi satu tahun, dengan alasan kesetiaannya kepada monarki dan kesehatannya yang buruk.
Naiknya Srettha ke tampuk kekuasaan, kembalinya Thaksin dengan mulus, dan koalisi antara Pheu Thai dan mantan saingannya memicu spekulasi mengenai kesepakatan antara Thaksin dan musuh-musuhnya di kalangan tentara konservatif dan royalis yang kuat di negara itu. Thaksin dan Partai Pheu Thai mengatakan hal itu tidak benar.
Pheu Thai akan menguasai kementerian-kementerian perekonomian, yang akan sangat penting dalam menerapkan kebijakan-kebijakannya.
Mitra koalisi terbesarnya, Bhumjaithai, yang terkenal karena menganjurkan penggunaan ganja medis, akan mengawasi kementerian pendidikan, dalam negeri, dan tenaga kerja.
Partai konservatif dan pro-militer akan memimpin kementerian energi dan lingkungan hidup.
Srettha dan kabinetnya yang terdiri dari 33 menteri akan mengambil sumpah di depan audiensi dengan raja, kemudian menyampaikan pernyataan kebijakan di parlemen sebelum mulai bekerja bulan ini.
Visa Turis Cina
Srettha mengatakan pertemuan kabinet pertama akan mengatasi masalah biaya hidup dengan mengurangi harga listrik dan gas, dan melonggarkan aturan masuk visa bagi kedatangan warga Cina untuk meningkatkan pariwisata.
Menurut Otoritas Pariwisata Thailand (TAT), pasar wisatawan Tiongkok yang datang ke Thailand saat ini masih relatif lesu. Dalam enam bulan pertama 2023, sekitar 1,6 juta wisatawan Cina mengunjungi negara tersebut, sehingga sulit untuk mencapai target 5 juta wisatawan.
Pesaing Thailand, seperti Malaysia, memberi kemudahan untuk warga CIna mendapatkan visa, yakni hanya 1-3 hari dan biaya 200 yuan per permohonan. Akibatnya, beberapa kelompok turis Tiongkok mengubah rencana mereka dan kini mengunjungi Malaysia, bukan Thailand, demikian dilaporkan khaosodenglish.com.
Pasar wisatawan kelompok Cina diperkirakan akan pulih secara bertahap jika Thailand melakukan penyesuaian tepat waktu, kemungkinan pada tahun 2024. TAT menargetkan menarik 7-8 juta wisatawan Tiongkok dan total 25,8 juta wisatawan asing.
REUTERS
Pilihan Editor AS Siap Kirim Peluru Mengandung Uranium dan Tank Abrams ke Ukraina