TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Korea Selatan pada Kamis 24 Agustus 2023 menangkap sedikitnya 16 orang yang memasuki gedung kedutaan Jepang di Seoul selama protes terhadap pelepasan air limbah radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima ke laut.
Protes ini terjadi ketika Jepang mulai melepaskan air radioaktif dari pembangkit listrik yang rusak ke Samudera Pasifik. Tindakan ini memicu kritik tajam dari seluruh wilayah dan negara-negara tetangga seperti China dan Korea Utara.
“Laut bukanlah tempat sampah Jepang,” demikian bunyi salah satu spanduk yang digantung oleh kelompok tersebut, yang sebagian besar terdiri dari kaum muda, ketika mencapai lantai delapan gedung tempat kedutaan berada. “Berhentilah membuang air yang terkontaminasi segera.”
Seorang fotografer Reuters di tempat kejadian melihat petugas polisi membawa dan menyeret pengunjuk rasa keluar gedung dan memasukkan mereka ke dalam bus.
Seorang petugas polisi di kantor polisi Jongno di ibu kota mengatakan 16 orang ditangkap atas tuduhan masuk tanpa izin, dan menuduh mereka mencoba masuk ke kedutaan. Sekitar 50 orang berkumpul di luar kedutaan untuk melakukan protes.
Kedutaan Besar Jepang di Seoul telah menyarankan warganya pada Selasa untuk tidak mendekati demonstrasi terkait Fukushima di depan gedung kedutaan, untuk “menghindari masalah yang tidak perlu.”
Korea Selatan mengatakan mereka tidak melihat ada masalah ilmiah dengan pelepasan air tersebut, tetapi mendesak Tokyo untuk transparan selama proses tersebut, yang diperkirakan akan berlangsung selama beberapa dekade.
“Yang penting sekarang adalah apakah Jepang, seperti yang dijanjikannya kepada komunitas internasional, secara ketat mengikuti standar ilmiah dan memberikan informasi secara transparan,” kata Perdana Menteri Han Duck-soo dalam sebuah pengarahan.
Pilihan Editor: Warga Korea Selatan Protes Keras Jepang Buang Limbah Air Fukushima: Ini Teror
REUTERS