TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi bertolak ke Afrika untuk mengunjungi empat negara. Dalam lawatan tersebut Jokowi juga akan menghadiri KTT BRICS yang akan dihelat di Johannesburg, Afrika Selatan pada 22-24 Agustus 2023.
Kelompok BRICS terdiri dari negara-negara berkembang utama yaitu Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan. KTT BRICS kali ini adalah yang ke-15.
Apa Itu BRICS?
Singkatan BRIC, yang awalnya tidak termasuk Afrika Selatan, diciptakan pada 2001 oleh kepala ekonom Goldman Sachs Jim O'Neill dalam makalah penelitian yang menggarisbawahi potensi pertumbuhan Brasil, Rusia, India, dan Cina.
Blok ini didirikan sebagai klub informal pada 2009 untuk menyediakan platform bagi anggotanya untuk menantang tatanan dunia yang didominasi oleh Amerika Serikat dan sekutu Baratnya. Penciptaannya diprakarsai oleh Rusia.
Kelompok tersebut bukanlah organisasi multilateral formal seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa, Bank Dunia, atau Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC). Kepala negara dan pemerintahan negara-negara anggota bersidang setiap tahun dengan masing-masing negara mengambil kepemimpinan bergilir satu tahun dari kelompok tersebut.
Siapa Saja Anggotanya?
Brasil, Rusia, India, dan Cina adalah anggota pendiri. Afrika Selatan, anggota terkecil dalam hal pengaruh ekonomi dan populasi, adalah penerima manfaat pertama dari perluasan blok tersebut pada 2010 ketika pengelompokan tersebut dikenal sebagai BRICS.
Bila digabung, negara-negara tersebut mencakup lebih dari 40 persen populasi dunia dan seperempat dari ekonomi global. Selain geopolitik, fokus grup ini mencakup kerja sama ekonomi dan peningkatan perdagangan dan pembangunan multilateral.
Blok itu beroperasi dengan konsensus. Semua negara BRICS adalah bagian dari Kelompok 20 (G20) ekonomi utama.
40 Negara ingin Bergabung, Mengapa?
Lebih dari 40 negara, termasuk Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Argentina, Aljazair, Bolivia, Indonesia, Mesir, Ethiopia, Kuba, Republik Demokratik Kongo, Komoro, Gabon, dan Kazakhstan telah menyatakan minatnya untuk bergabung dalam forum tersebut, menurut 2023 kursi puncak Afrika Selatan.
Mereka memandang BRICS sebagai alternatif dari badan global yang dipandang didominasi oleh kekuatan tradisional Barat. Bergabung ke BRICS, dinilai akan membuka manfaat termasuk pembiayaan pembangunan, dan peningkatan perdagangan dan investasi.
Ketidakpuasan terhadap tatanan global di antara negara-negara berkembang diperburuk oleh pandemi COVID-19 ketika vaksin penyelamat hidup ditimbun oleh negara-negara kaya.
Iran, rumah bagi sekitar seperempat dari cadangan minyak Timur Tengah, mengatakan pihaknya berharap mekanisme keanggotaan baru akan diputuskan "secepatnya".
Produsen minyak kelas berat Arab Saudi termasuk di antara lebih dari selusin negara yang berpartisipasi dalam pembicaraan "Friends of BRICS" di Cape Town pada bulan Juni. Ini telah menerima dukungan dari Rusia dan Brasil untuk bergabung dengan BRICS.
Argentina mengatakan pada Juli 2022 telah menerima dukungan resmi Cina untuk bergabung dengan grup tersebut. Ethiopia , salah satu ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di Afrika, mengatakan pada bulan Juni pihaknya telah meminta untuk bergabung dengan blok itu. Juru bicara kementerian luar negeri Ethiopia mengatakan akan terus bekerja sama dengan lembaga internasional yang dapat melindungi kepentingannya.
Presiden Bolivia Luis Arce telah menyatakan ketertarikannya pada keanggotaan BRICS dan diperkirakan akan menghadiri KTT tersebut. Pemerintahnya mengatakan pada bulan Juli bahwa pihaknya bertekad untuk mengekang ketergantungan pada dolar AS untuk perdagangan luar negeri, alih-alih beralih ke yuan China, sejalan dengan tujuan yang dinyatakan oleh para pemimpin BRICS untuk mengurangi ketergantungan pada mata uang AS.
Aljazair mengatakan pada bulan Juli pihaknya telah mengajukan keanggotaan BRICS dan menjadi pemegang saham di Bank Pembangunan Baru, yang disebut BRICS Bank. Negara Afrika Utara itu kaya akan sumber daya minyak dan gas dan berusaha mendiversifikasi ekonominya serta memperkuat kemitraan dengan China dan negara lain.
Serupa dengan Indonesia. Jokowi memastikan akan hadir di acara KTT BRICS. “Tentunya, di sela-sela KTT BRICS akan dilakukan berbagai pertemuan bilateral dengan kepala-kepala negara yang lainnya,” katanya.
REUTERS
Pilihan Editor: Kanada Kerahkan Militer untuk Bantu Atasi Kebakaran Hutan di British Columbia