TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota Paris akan melarang atraksi naik kuda poni untuk anak-anak di taman umum mulai 2025 menyusul kampanye aktivis hak-hak hewan yang berpendapat bahwa binatang lucu itu tidak diperlakukan dengan baik.
Naik kuda poni telah menjadi fitur populer di taman Paris seperti Champ de Mars, Parc Monceau, dan Parc du Luxembourg selama beberapa dekade. Atraksi ini kebanyakan dilakukan wisatawan pada akhir pekan dan selama liburan sekolah.
Kelompok hak-hak hewan telah berkampanye selama bertahun-tahun untuk melarang wahana tersebut, dengan alasan bahwa kuda poni harus bekerja berhari-hari tanpa pernah dipindahkan, tidak memiliki akses permanen ke air tawar dan jerami, dan menderita berjam-jam di truk pengangkut ke kota.
"Poni bukan mainan. Anak-anak tidak belajar apa-apa tentang mereka dari jalan-jalan ini, tidak ada hubungan emosional yang tercipta. Itu hanya mengubah kuda poni menjadi objek hiburan," kata aktivis Paris Animaux Zoopolis (PAZ), Amandine Sansivens, seperti dikutip Reuters Sabtu, 19 Agustus 2023..
Petisi PAZ untuk melarang wahana tersebut telah mengumpulkan lebih dari 8.400 tanda tangan.
Setelah memperkenalkan piagam untuk kesejahteraan kuda poni pada tahun 2021, balai kota bulan lalu memutuskan untuk menghapus izin operator perjalanan.
Stephane Michaud, direktur AnimaPoney - yang mengoperasikan wahana kuda poni di beberapa taman di Paris tetapi sekarang telah menutup setengahnya - mengatakan kuda poninya hanya bekerja sekitar 150 hari per tahun.
Di pusat kuda poni Rambouillet di selatan Paris, sejak tahun sembilan puluhan dia mulai membawa kuda poni dari pedesaan ke Paris karena pada saat itu kuda poni disimpan di kandang kuda di kota dalam kondisi yang kurang optimal.
"Saya telah bekerja dengan kuda poni selama 35 tahun, saya tahu kebutuhan mereka. Mereka memiliki semua yang mereka butuhkan," katanya.
Warga Paris yang biasa menunggang kuda menyayangkan larangan tersebut.
"Untuk anak-anak itu menyenangkan. Mereka menyukai kontak dengan kuda poni," kata Celine Papouin, yang putrinya dengan percaya diri duduk di atas kuda poni di Parc Monceau.
Meryem, 63 tahun, berjalan dengan dua kuda poni di tali, masing-masing membawa satu cucu, mengatakan jika wahana itu dilarang, balai kota harus menjelaskan alasannya. "Tapi apa lagi yang harus kita hentikan? Menunggang kuda polisi, memelihara kuda pacuan?" katanya.
REUTERS
Pilihan Editor Tentara Tewas: Rusia Kehilangan 120 Ribu, Ukraina 70 Ribu