TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa menit setelah moncong tank menyala dan letusan senjata terdengar di tanah berlumpur, kepala Komando Pelatihan Khusus UE menjelaskan bagaimana Ukraina mencari lebih banyak pelatihan tentang taktik ofensif dan pendidikan pemimpin militer.
Delapan belas bulan setelah invasi Rusia pada Februari 2022, permintaan Kyiv telah berubah dari kebutuhan awal untuk pelatihan taktik pertahanan dan bagaimana berperang di daerah perkotaan, kata Letnan Jenderal Andreas Marlow kepada wartawan dalam kunjungan ke tempat latihan di Jerman pada Kamis, 17 Agustus 2023.
“Pelatihan sersan dan perwira adalah hal yang paling menggerakkan orang Ukraina karena tentara profesional telah bertempur dalam perang ini selama satu setengah tahun, dan banyak yang telah meninggal atau terluka – jadi mereka membutuhkan pasokan pemimpin militer baru,” katanya.
Marlow berbicara di tempat latihan Klietz, yang terletak sekitar 100 km barat Berlin, beberapa menit setelah pasukan Ukraina menembakkan peluru 105mm dengan tank Leopard 1 yang telah mereka latih untuk beroperasi selama lima minggu terakhir.
Kilatan-kilatan moncong dapat dilihat bahkan sebelum retakan tembakan terdengar, dan awan debu naik di mana peluru menghantam sasaran kayu mereka pada jarak tembak yang ditandai dengan jejak tank yang bergemuruh melalui lumpur.
Sebagai bagian dari misi militer UE EUMAM, pasukan Barat telah melatih sekitar 6.200 orang Ukraina di Jerman tahun ini, dalam berbagai keterampilan mulai dari mengoperasikan sistem pertahanan udara canggih seperti IRIS-T hingga mengemudi dan menembakkan tank modern seperti Leopard 2, diproduksi oleh pembuat senjata Jerman KMW.
Pada Januari, negara-negara Barat berjanji untuk mengirim ke Ukraina beberapa lusin tank modern Leopard 2, aset yang langka di sebagian besar tentara saat ini.
Berebut untuk menemukan lapis baja yang lebih berat untuk Kyiv, mereka kemudian juga beralih ke tank Leopard 1 industri.
Leopard 1 telah ada sejak 1960-an, tetapi negara yang diperangi itu akan menerima versi yang lebih canggih yang menjadi standar pada akhir 1980-an.
Masih masuk akal untuk mengirimkan tank ke Kyiv meskipun usianya sudah tua, kata Marlow yang melatih sendiri Leopard 1 pada tahun 1982, ketika dia bergabung dengan Bundeswehr Jerman.
“Anda tahu bahwa Rusia juga tidak dapat menggunakan model terbaru mereka lagi, karena mereka memiliki kerugian yang lebih tinggi daripada Ukraina,” katanya, menambahkan bahwa Leopard 1 memiliki keunggulan dibandingkan tank Rusia, seperti T-72, T- 64 dan T-55 karena penglihatan malamnya, cara senjata utamanya distabilkan dan mobilitasnya.