TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Gedung Putih John Kirby pada Rabu, 16 Agustus 2023, mengungkap kalua Amerika Serikat tidak berkomitmen mendukung atau menentang potensi invasi di Niger oleh negara-negara tetangga Niger di Afrika Barat. Yang Amerika Serikat inginkan saat ini adalah Presiden Niger yang sedang ditahan Mohamed Bazoum segera dibebaskan dari penahanan dan kembali berkuasa.
Presiden Bazoum dikudeta oleh para pucuk pimpinan militer Niger pada bulan lalu. Menjawab pertanyaan apakah Washington akan mendukung intervensi militer Economic Community of West African States (ECOWAS) pimpinan Nigeria demi memulihkan pemerintahan Presiden Bazoum, Kirby menjawab hal itu adalah hal yang ambisius.
“Saya tidak mau berspekulasi soal intervensi dari ECOWAS atau lembaga lainnya. Kami masih percaya ada ruang dan waktu bagi diplomasi untuk membawa kita pada sebuah resolusi dengan saling menghormati keinginan warga Niger,” kata Bazoum.
Sejak akhir pekan lalu, ECOWAS telah mengaktifkan sebuah pasukan siaga setelah pemerintahan junta Niger mengabaikan sebuah ultimatum untuk membebaskan Bazoum dan melepaskan kekuasaan. Sejumlah negosiasi antara pemerintah junta Niger dengan ECOWAS saat ini masih berlangsung. Rencananya, ECOWAS yang juga menggelar rapat terpisah di Ghana pada pekan ini akan membuat keputusan akhir pada Jumat, 18 Agustus 2023, soal kudeta militer di Niger.
Akan tetapi, dukungan asing untuk invasi ECOWAS (ke Niger) masih kurang. Prancis, negara yang pernah menjajah Niger, berjanji akan mendukung segala upaya ECOWAS untuk mengalahkan upaya kudeta ini. Namun Prancis tidak menyebut secara spesifik dukungan seperti apa yang hendak diberikan itu, apakah diplomatik atau solusi militer atau keduanya. Sementara itu, ke-55 negara anggota Serikat Afrika setelah rapat pada Rabu, 16 Agustus 2023, menolak membenarkan tindakan militer Niger.
Sumber: RT.com
Pilihan Editor:Niger Tutup Wilayah Udara, Tolak Bebaskan Presiden Mohamed Bazoum
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.