TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat mengatakan pada Rabu bahwa duta besar baru mereka akan segera menuju Niger seperti yang direncanakan, dan akan membantu memimpin diplomasi yang bertujuan membalikkan kudeta.
Kathleen FitzGibbon, seorang diplomat karier dengan pengalaman panjang di Afrika, dikonfirmasi oleh Senat sebagai duta besar pada 27 Juli -- satu hari setelah kudeta. Penunjukkannya setelah tertahan selama setahun penuh sebagai bagian dari pertarungan politik domestik AS yang tidak terkait kondisi Niger.
"Kami menantikan kedatangan Duta Besar FitzGibbon di Niamey," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Vedant Patel kepada wartawan.
Patel mengatakan bahwa kedatangan FitzGibbon tidak berarti AS mengakui pengambilalihan kekuasaan oleh pemimpin militer. Amerika Serikat juga masih mendesak pembebasan dan pemulihan posisi presiden terpilih yang ditahan, Mohamed Bazoum.
“Ini adalah sinyal keterlibatan berkelanjutan Amerika Serikat dalam situasi ini. Itu bukan sinyal perubahan kebijakan AS,” kata Patel.
FitzGibbon, sebelumnya orang nomor dua di kedutaan AS di Nigeria, akan melakukan perjalanan ke Niamey meskipun staf non-darurat kedutaan diperintahkan untuk pergi.
Menteri Luar Negeri Antony Blinken telah berulang kali berbicara dengan Bazoum, dan para pemimpin regional dan wakilnya, Victoria Nuland, melakukan kunjungan mendadak ke Niamey minggu lalu dalam upaya yang gagal untuk menekan para pemimpin militer.
Blinken pada Maret menjadi pejabat AS berpangkat tertinggi yang pernah mengunjungi Niger, berharap untuk menyoroti demokrasi di negara yang merupakan basis utama operasi militer anti-militan AS dan Prancis.
Pilihan Editor: Junta Niger Akan Mendakwa Presiden Bazoum untuk 'Pengkhianatan Tingkat Tinggi'
AL ARABIYA