TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengharapkan Indonesia dapat memanfaatkan kepercayaan internasional sebagai peluang besar untuk mendorong negara ini semakin maju.
Saat sidang tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat bersama Dewan Perwakilan Rakyat, dan Dewan Perwakilan Daerah di Senayan, Jakarta pada Rabu, 16 Agustus 2023, Jokowi menyoroti peran Indonesia dalam keketuaan G20 dan ASEAN selama dua tahun ini dalam keterlibatan global.
“Ini sebuah peran dan bukti nyata keberanian Indonesia dalam bersikap,” kata Jokowi.
Presiden merujuk lembaga think-tank Australia, Lowy Institute, yang menyebut Indonesia sebagai middle power in Asia, dengan pengaruh diplomasi yang terus meningkat tajam. Indonesia, menurutnya, termasuk 1 dari 6 negara Asia yang mengalami kenaikan comprehensive power.
Perang Ukraina Rusia yang sudah satu setengah tahun tidak kunjung selesai, membuat forum dunia seperti G20 lebih dinamis. Hubungan panas Cina dan Amerika Serikat di kawasan juga berpotensi memberi pengaruh langsung ke Asia Tenggara.
ASEAN, yang tahun ini dipimpin Indonesia, dipusingkan oleh krisis Myanmar paska-kudeta yang berlangsung sejak 2021.
Jokowi mengatakan, di tengah kondisi dunia yang bergolak akibat perbedaan, Indonesia dengan Pancasila mampu menghadirkan ruang dialog, menjadi titik temu, dan menjembatani perbedaan-perbedaan yang ada.
Jokowi pernah terlibat langsung dalam menengahi perang Rusia - Ukraina dengan menyerukan perdamaian saat kunjungan ke Kyiv dan Moskow pada tahun lalu. Namun upaya damai itu tak membuahkan hasil – seperti inisiatif serupa dalam menyelesaikan krisis terburuk Eropa sejak Perang Dunia II itu.
Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Padjajaran Teuku Rezasyah saat dihubungi Tempo pada Rabu, 16 Agustus 2023, mengatakan, diplomasi memang membutuhkan proses panjang, dan sulit dibuat kerangka waktunya. Seminimal mungkin RI terus menempatkan dirinya sebagai penengah yang bekerja dalam kerangka PBB dan sesuai hukum internasional.
Pilihan Editor Filipina Jadikan Potensi Konflik Taiwan sebagai Perhatian Utama