TEMPO.CO, Jakarta - Seorang mantan agen FBI, Charles McGonigal, mengaku bekerja untuk oligarki Rusia Oleg Deripaska saat dia berada di bawah sanksi Amerika Serikat. Ia mengaku bersalah atas satu dakwaan konspirasi di pengadilan New York pada Selasa, 16 Agustus 2023.
Jaksa mengatakan McGonigal menerima pembayaran tersembunyi dari Deripaska sebagai imbalan untuk menyelidiki pengusaha saingan dan tidak berhasil mendorong pada 2019 agar sanksi Deripaska dicabut. McGonigal memimpin divisi kontraintelijen FBI di New York sebelum pensiun pada 2018.
Saat itu, McGonigal mengaku tidak bersalah atas empat dakwaan pidana termasuk pelanggaran sanksi dan pencucian uang. McGonigal, 55 tahun, mengatakan di pengadilan federal di Manhattan pada Selasa bahwa dia bekerja untuk Deripaska antara musim semi dan musim gugur 2021 untuk menemukan informasi negatif tentang Vladimir Potanin. Ini merupakan upaya agar saingan Deripaska dimasukkan ke dalam daftar sanksi AS.
Mantan agen FBI itu menerima US$ 17.500 untuk pekerjaan itu, yang dialihkan dari Rusia melalui rekening di Siprus dan New Jersey dalam upaya menutupi sumber pembayaran. McGonigal mengatakan kepada pengadilan bahwa dia "sangat menyesal" atas tindakannya.
Pengacaranya Seth DuCharme mengatakan kepada wartawan setelah sidang bahwa kliennya diperlakukan dengan adil. Tuduhan konspirasi membawa hukuman maksimal 5 tahun penjara. Hakim Distrik AS Jennifer Rearden dijadwalkan untuk menghukum McGonigal pada 14 Desember.
Matthew Olsen, yang memimpin Divisi Keamanan Nasional Departemen Kehakiman AS, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kasus tersebut menunjukkan tekad Departemen Kehakiman untuk mengejar dan membongkar jaringan ilegal yang digunakan oligarki Rusia.
Oligarki Rusia dianggap mencoba melarikan diri dari jangkauan sanksi kami dan menghindari hukum kami.
Jaksa penuntut AS mendakwa McGonigal saat mereka meningkatkan upaya untuk menegakkan sanksi terhadap pejabat Rusia dan mengawasi tersangka pendukung mereka setelah invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.
Deripaska, pendiri perusahaan aluminium Rusia RusalRUAL.MM termasuk di antara dua lusin pengusaha dan pejabat pemerintah Rusia yang dijatuhi sanksi oleh Washington pada tahun 2018 sebagai reaksi atas campur tangan Rusia dalam pemilu AS pada 2016.
Dia dan Kremlin membantah adanya campur tangan pemilu. Potanin, 62 tahun, adalah salah satu orang terkaya Rusia dan presiden serta ketua di Nornickel (GMKN.MM), produsen paladium dan nikel olahan terbesar di dunia. Ia ditempatkan di daftar sanksi AS pada Desember 2022.
REUTERS
Pilihan Editor: Mabuk Berat, Dua Turis AS Ditemukan Tertidur di Puncak Menara Eiffel