Pengaruh Rusia
Negara-negara barat mencemaskan pengaruh Rusia dapat meningkat jika junta Niger menyusul negara-negara tetangganya, Mali dan Burkina Faso yang mengusir pasukan-pasukan bekas negara penjajah mereka Prancis setelah kudeta di negara-negara tersebut.
Mali telah bekerja sama dengan para tentara bayaran dari kontraktor militer swasta Rusia, Grup Wagner, sebuah langkah yang kebetulan terjadi bersamaan dengan melonjaknya kekerasan di sana. Negara itu juga mengusir sebuah pasukan penjaga perdamaian PBB, yang dikhawatirkan para analis keamanan mengarah pada konflik lebih lanjut.
Di ibu kota Niger, Niamey, Jumat, ribuan orang menunjukkan dukungan terhadap kudeta di luar sebuah pangkalan militer Prancis.
"Hidup Rusia,” tertulis di papan protes yang dibawa demonstran. "Hancurkan Prancis... Hancurkan ECOWAS." Yang lain mengatakan: "Wagner akan melindungi anak-anak kami dari terorisme.”
Para kepala angkatan bersenjata Regional akan bertemu dalam beberapa hari mendatang.
Jika mereka memilih untuk campur tangan, tidak jelas berapa lama pasukan ECOWAS akan berkumpul, seberapa besar dan apakah akan benar-benar menyerang. Analis keamanan mengatakan perlu waktu berminggu-minggu untuk menyiapkannya.
Hanya Pantai Gading yang mengatakan berapa banyak pasukan yang akan disediakan, dan beberapa negara, termasuk Liberia dan Tanjung Verde, mengatakan mereka lebih suka diplomasi. Rusia telah memperingatkan terhadap aksi militer.
Sementara itu, Uni Afrika, Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa semuanya menyatakan khawatir dengan penahanan Bazoum.
Komisaris PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Turk pada Jumat mengatakan kondisinya "memburuk dengan cepat" dan dapat dianggap sebagai pelanggaran hukum hak asasi manusia internasional.
REUTERS
Pilihan Editor: Fakta Negara Bhutan: Militer Terlemah, Negara Terbahagia, dan Nol Emisi Karbon