TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah media asing menyoroti Jakarta, ibu kota Indonesia yang dinobatkan sebagai kota paling tercemar sedunia. Reuters menulis, menurut data perusahaan teknologi kualitas udara Swiss, IQAir, Jakarta secara konsisten menempati peringkat atas di antara 10 kota paling tercemar secara global sejak Mei 2023.
"Jakarta, yang berpenduduk lebih dari 10 juta jiwa, mencatat tingkat polusi udara yang tidak sehat hampir setiap hari menurut IQAir," tulis Reuters dala artikelnya yang berjudul "Indonesia's Capital Named World's Most Polluted City."
Menurut Reuters, buruknya kualitas udara Jakarta berbahaya bagi kesehatan. Salah seorang warga Jakarta, Rizky Putra yang diwawancara Reuters menyatakan banyak anak yang sakit dengan keluhan dan gejala yang sama seperti batuk dan pilek.
Reuters juga menyoroti pernyataan Presiden Joko Widodo yang memberi solusi ihwal pencemaran udara Jakarta. Menurut Jokowi, memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke Nusantara, yang saat ini sedang dibangun adalah upaya untuk mengurangi polusi.
Selain Reuters, AFP juga membahas soal pencemaran udara di Jakarta. "Polusi udara diperkirakan berkontribusi terhadap tujuh juta kematian dini setiap tahun dan dianggap oleh PBB sebagai satu-satunya risiko kesehatan lingkungan terbesar," tulis AFP seperti dikutip dari Channel News Asia.
Jakarta dan sekitarnya membentuk megalopolis dengan jumlah penduduk sekitar 30 juta orang yang telah melampaui kota-kota berpolusi berat lainnya termasuk Riyadh, Doha dan Lahore. Menurut AFP, Jakarta secara teratur mencatat tingkat kualitas udara yang tidak sehat, yang dapat menembus saluran udara hingga menyebabkan masalah pernapasan, berkali-kali lipat dari tingkat yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia.
AFP membahas pula soal keluhan warga Jakarta tentang polusi yang disebabkan kabut asap industri, kemacetan lalu lintas, dan pembangkit listrik tenaga batu bara yang mempengaruhi kehidupan dan kesehatan mereka.
Menurut Greenpeace Indonesia, 10 pembangkit listrik tenaga batu bara beroperasi dalam radius 100 kilometer (62 mil) dari ibu kota. Pembangkit batu bara ini turut menyumbang polusi udara di ibu kota.
REUTERS | CHANNEL NEWS ASIA
Pilihan Editor: Ekuador Umumkan Status Darurat Usai Pembunuhan Kandidat Presiden