TEMPO.CO, Jakarta - Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT BRICS ke-15 akan diselenggarakan pada 22-24 Agustus 2023 di Afrika Selatan. Tidak hanya diikuti kelima negara anggota, yaitu Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan, Indonesia juga dikabarkan akan menghadiri pertemuan kelompok ekonomi negara berkembang tersebut.
Indonesia sendiri digadang-gadang akan langsung diwakili oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Namun, saat dikonfirmasi, Jokowi enggan memberikan tanggapan lebih jauh. “Nanti diputuskan,” katanya Jokowi di kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, pada Senin, 7 Agustus 2023.
Lantas, bagaimana rencana Indonesia bergabung menjadi anggota BRICS?
1. BRICS Buka Peluang Menerima Anggota Baru
Dilansir dari Reuters, lebih dari 40 negara menaruh minat untuk menjadi bagian dari BRICS. Beberapa di antaranya adalah Argentina, Arab Saudi, Gabon, Iran, Kazakhstan, Komoro, Republik Demokratik Kongo, Uni Emirat Arab (UEA), dan Indonesia.
Keseriusan Indonesia untuk terlibat dalam agenda grup yang dibentuk pada 2006 lalu itu sudah terlihat sejak pertengahan 2023. Saat itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi hadir secara virtual dalam acara “Friends of BRICS” bersama 14 negara undangan lain yang diadakan di Cape Town, Afrika Selatan, pada Jumat, 2 Juni 2023.
Tak hanya itu, menurutnya, Presiden Jokowi dalam KTT G7 Outreach di Hiroshima, Jepang, Mei lalu juga mengangkat isu ekonomi global dan BRICS. “Saya harap BRICS bisa ikut mendukung langkah ini dan tidak menjadi bagian dari ketidakadilan ekonomi,” ucap Retno.
Sementara itu, negara berpengaruh BRICS, Cina menyatakan tahun lalu bahwa pihaknya berharap dapat meluncurkan proses untuk menerima anggota baru. Dan anggota lain juga sudah menunjuk negara-negara yang dilihat tertarik untuk bergabung dengan klub.
Namun, para pejabat, Kamis, 1 Juni 2023, mengatakan, masih ada pekerjaan yang harus dilakukan. Dan mereka tampaknya sadar untuk menimbang kebutuhan merekrut negara baru secara hati-hati.
2. Indonesia Ajak Perjuangkan Keadilan Ekonomi Negara Berkembang
Dalam pernyataan secara virtual pada acara “Friends of BRICS”, Menlu Retno Marsudi berharap BRICS dapat memperjuangkan hak-hak pembangunan dan keadilan ekonomi negara-negara berkembang. Ia menjelaskan bahwa saat ini dunia semakin terbelah menjadi beberapa blok yang saling berlawanan karena setiap negara mengejar kepentingannya masing-masing.
“Jika tren ini terus berlanjut, negara berkembang menjadi yang paling dirugikan. Kita semua mempunyai tanggung jawab untuk memperbaiki tatanan global yang tidak sehat. Dan BRICS berpotensi menjadi sumber kekuatan positif,” katanya dalam siaran pers, Sabtu, 3 Juni 2023.
3. Jokowi Bersiap Terbang ke Afrika Selatan
Meski Presiden Jokowi belum bersedia menanggapi kabar dirinya untuk hadir di KTT BRICS ke-15 2023, sebelumnya secara terpisah, Retno Marsudi sudah membenarkan. Namun, ia belum menjelaskan secara rinci kapan orang nomor satu di Indonesia itu akan meluncur ke Afrika Selatan.
Menurut Retno, rencana kunjungan kepala negara memerlukan proses tidak mudah. “Jadi, biasanya kunjungan itu baru bisa dikonfirmasi ke publik apabila semuanya sudah pasti beberapa hari menjelang keberangkatan, kalau sekarang kami masih berkoordinasi,” ujarnya.
Diketahui, dikutip dari Reuters, KTT BRICS ke-15 diagendakan akan diselenggarakan di Sandton Convention Center di Sandton, Johannesburg, Afrika Selatan dari 22 sampai 24 Agustus 2023. Penetapan tuan rumah tersebut diselimuti spekulasi kewajiban Afrika Selatan sesuai penandatangan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk menangkap Presiden Rusia Vladimir Putin usai mendeportasi anak-anak dari Ukraina.
MELYNDA DWI PUSPITA | ADE RIDWAN YANDWIPUTRA | ANTARA | REUTERS
Pilihan Editor: Cina Tuntut Filipina Tarik Kapal Perang dari Laut Cina Selatan