TEMPO.CO, Jakarta - Kim Aris, putra dari tokoh demokrasi terkemuka dari Myanmar Aung San Suu Kyi, menyebut grasi yang diberikan oleh rezim militer kepada ibunya tidak berarti apa-apa. Ia menyerukan pemerintah dari negara-negara Barat mengambil tindakan lebih untuk meningkatkan tekanan pada junta.
Pengampunan yang diberikan junta atas lima dari 19 pelanggaran yang Suu Kyi lakukan berarti masa enam tahun dari 33 tahun. Kim Aris, yang berkewarganegaraan Inggris, menyamakan langkah itu dengan latihan propaganda.
"Seluruh dunia tahu militer telah memainkan permainan ini dengan propaganda, mencoba membuat diri mereka terlihat lebih baik," katanya kepada Reuters di London pada Rabu, 2 Agustus 2023.
"Fakta bahwa mereka telah mengurangi hukuman ibuku selama beberapa tahun sama sekali tidak berarti apa-apa," ujarnya menambahkan.
Myanmar berada dalam kekacauan sejak awal 2021. Tatmadaw atau militer Myanmar menggulingkan pemerintah terpilih yang dipimpin Suu Kyi dan menindak penentang pemerintahan militer. Ribuan orang dipenjara atau dibunuh.
Suu Kyi telah memenangkan pemilu 2015, yang diadakan sebagai bagian dari reformasi militer tentatif. Partainya menang lagi pada 2020, sebelum militer mengeluhkan kecurangan pemilu.
Peraih Nobel berusia 78 tahun, yang ditahan selama kudeta, menyangkal semua tuduhan yang didakwakan kepadanya. Beberapa dakwaan mulai dari penghasutan dan penipuan pemilu hingga korupsi. Suu Kyi telah mengajukan banding.
Aris, putra bungsu Suu Kyi dan mendiang akademisi Inggris Michael Aris. Pria 44 tahun mengaku tidak memiliki kontak dengan ibunya sejak sebelum kudeta dan tidak mengetahui kondisi ibunya saat ini. Dia mengatakan tidak ada bukti laporan yang dapat diverifikasi bahwa dia telah dipindahkan dari penjara ke tahanan rumah.
"Fakta bahwa pada kesempatan ini saya tidak melakukan kontak apa pun membuatnya sedikit lebih sulit daripada sebelumnya," katanya tentang Suu Kyi, putri pahlawan kemerdekaan Myanmar, Aung San.
Menteri luar negeri Thailand Don Pramudwinai mengatakan bulan lalu dia telah bertemu Suu Kyi secara pribadi. Pertemuan Suu Kyi dengan seorang pejabat asing jarang terjadi dengan. Do mengatakan Suu Kyi dalam keadaan sehat dan mendukung dialog untuk membantu menyelesaikan krisis negaranya.
Harus Bebas Tanpa Syarat
Banyak pemerintah menyerukan pembebasan tanpa syarat Suu Kyi dan ribuan tahanan politik lainnya. Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa dan Inggris, telah menargetkan militer negara Asia Tenggara itu dengan sanksi.
Aris mengatakan sanksi itu harus "lebih keras" dan lebih efektif untuk menutup celah, terutama di bidang-bidang seperti pasokan senjata.
Aris, yang tinggal di London barat, mengatakan dia bekerja dengan Pemerintah Persatuan Nasional atau NUG yang dibentuk oleh pendukung Suu Kyi dan penentang militer lainnya untuk membawa lebih banyak kesadaran terhadap situasi tersebut.
Pada akhirnya, katanya, dialog adalah kuncinya. "Tapi saya tidak melihat bahwa ini benar-benar akan menghasilkan dialog apa pun," katanya tentang pengampunan sebagian Suu Kyi. "Lagi pula tidak di masa mendatang."
REUTERS
Pilihan Editor: Junta Niger Tidak Akan Tunduk pada Sanksi dan Tekanan Internasional