TEMPO.CO, Jakarta - Kedutaan Besar Rusia di Moldova telah mengumumkan untuk sementara waktu akan berhenti memberikan penunjukan untuk masalah konsuler. Pejabat Moldova menyebutnya sebagai situasi yang terkait dengan perintah otoritas negara untuk mengurangi staf.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kedutaan pada Sabtu malam, 29 Juli 2023, mengatakan penunjukan konsuler akan ditangguhkan mulai 5 Agustus "karena alasan teknis."
Pejabat Moldova menyebut pihaknya telah meminta 45 diplomat kedutaan untuk pergi. Tujuannya untuk mengurangi staf di kedutaan Rusia menjadi 25 dari level saat ini sekitar lebih dari 80, seperti kebijakan yang diberlakukan ke kedutaan Moldova di Moskow.
"Mereka tidak dinyatakan sebagai persona non grata. Mereka hanya diminta untuk pergi untuk mencapai keseimbangan," kata Igor Zakhahrov, sekretaris pers kementerian luar negeri, kepada wartawan, dilansir Reuters.
Pengurangan tersebut diperintahkan setelah pers melaporkan bahwa lebih dari dua lusin antena telah dipasang di atap kedutaan Rusia untuk tujuan pengawasan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova telah bersumpah Moskow akan mengambil tindakan pembalasan yang akan diumumkan kemudian.
Sebagian besar pekerjaan konsuler kedutaan menyangkut daerah kantong separatis Transdniestria yang pro-Rusia, yang memisahkan diri dari Moldova sebelum runtuhnya pemerintahan Soviet dan tempat tinggal 200.000 pemegang paspor Rusia.
Staf kedutaan sebelumnya dapat melakukan perjalanan ke kantong di perbatasan Ukraina untuk melakukan urusan konsuler, tetapi pihak berwenang di wilayah separatis mengatakan pengurangan tersebut akan membuat pengaturan itu jauh lebih sulit.
Moldova, yang merupakan negara bekas pecahan Soviet telah diterpa oleh perang Rusia di negara tetangga Ukraina. Presiden pro-Eropa Maia Sandu telah mengecam invasi, dan menuduh Moskow berusaha mengacaukan negaranya.
REUTERS
Pilihan Editor: Rapat Parpol di Pakistan Diserang Bom Bunuh Diri, 40 Orang Tewas