TEMPO.CO, Jakarta - Sedikitnya enam orang tewas dalam dua hari bentrokan di sebuah kamp pengungsi Palestina di Lebanon, tempat faksi arus utama Fatah berperang melawan faksi saingan yang mendukung kelompok Islamis, kata sumber keamanan.
Seorang komandan Fatah tewas pada Minggu, 30 Juli 2023, dalam penyergapan yang juga melukai beberapa pembantunya di kamp Ain el-Hilweh yang padat dan miskin di dekat kota pesisir Sidon di Lebanon selatan.
Empat ajudan kemudian meninggal karena luka-luka mereka, kata sumber keamanan, menambahkan bentrokan sporadis di kamp meningkat pada Minggu.
Bentrokan dimulai sehari sebelumnya dengan upaya pembunuhan yang gagal terhadap seorang pemimpin kelompok yang bersimpati kepada Islamis garis keras di mana satu orang terbunuh. Itu diikuti oleh tembakan dan serangan oleh militan bersenjata di markas Fatah.
Toko-toko tutup dan beberapa orang melarikan diri dari kamp pengungsi terbesar di Lebanon, saat ketegangan antara kelompok yang bersaing meningkat pada Minggu, kata seorang saksi mata. Tentara Lebanon mengatakan sebuah mortir jatuh di dalam markas militer dengan satu tentara terluka.
Badan PBB yang bertanggung jawab atas kesejahteraan pengungsi Palestina yang menyediakan layanan dasar bagi hampir 50.000 orang yang tinggal di Ain el-Hilweh mengatakan telah menangguhkan semua operasi di kamp tersebut.
Dorothee Klaus, direktur UNRWA di Lebanon, mengatakan dalam sebuah pesan di platform pesan X bahwa badan tersebut menyerukan "semua pihak militan untuk memastikan keselamatan warga sipil dan menghormati bangunan PBB yang tidak dapat diganggu gugat", menambahkan bahwa bentrokan tersebut merusak dua sekolah yang dikelola oleh badan PBB, UNRWA.
Kamp itu kerap melihat perselisihan faksi berubah menjadi kekerasan yang mematikan.
Sekitar 400.000 pengungsi tinggal di 12 kamp Palestina di Lebanon, sejak perang 1948 antara Israel dan tetangga Arabnya. Kamp-kamp tersebut sebagian besar terletak di luar yurisdiksi dinas keamanan Lebanon.
REUTERS
Pilihan Editor: Ledakan dalam Pidato Umum Politis di Pakistan Menewaskan sekurangnya 40 Orang