TEMPO.CO, Jakarta - Perang Rusia-Ukraina masih berlangsung. Perang dimulai pada 24 Februari 2022, ketika Rusia meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina ini membuat Ukraina, bahkan dunia ikut terdampak.
Ukraina bahkan telah memindahkan Hari Raya Natal resminya menjadi 25 Desember. Sebelumnya, negara itu merayakan Natal setiap 7 Januari, seperti yang juga berlaku di Rusia. Keputusan tersebut tertuang dalam undang-undang yang baru saja disahkan Kyiv pada Jumat.
Tegaskan perpecahan Ukraina dan Gereja Ortodoks Rusia
Langkah itu juga semakin menegaskan perpecahan antara Ukraina dan Gereja Ortodoks Rusia. UU yang ditandatangani oleh Presiden Volodymyr Zelensky itu juga menunjukkan konflik yang semakin dalam antara gereja-gereja di Kyiv dan Moskow, sejak dimulainya agresi militer Rusia ke negeri tetangganya yang pro-Barat tersebut.
“Perjuangan tanpa henti dan sukses untuk identitas mereka berkontribusi pada keinginan setiap orang Ukraina untuk menjalani hidup mereka sendiri dengan tradisi dan hari libur mereka sendiri,” demikian catatan penjelasan UU baru itu, seperti dirilis di situs web Parlemen Ukraina.
Menurut catatan tersebut, tujuan dibuatnya undang-undang itu adalah untuk meninggalkan warisan Rusia yang “memaksakan” perayaan Natal pada 7 Januari. Kaum Nasrani di Ukraina berada di bawah kepemimpinan spiritual Moskow setidaknya sejak abad ke-17.
Namun, Gereja Ortodoks Ukraina kemudian memutuskan hubungan dengan Gereja Ortodoks Rusia pada 2019, menyusul aneksasi Krimea oleh Moskow.