TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara tetap bungkam hingga Kamis, 20 Juli 2023, soal seorang tentara AS yang memisahkan diri dari kelompok wisata dan berlari melintasi perbatasan yang dijaga ketat dua hari sebelumnya, mendaratkan Washington dalam kesulitan diplomatik baru di tengah kebuntuan militer yang sudah tegang.
Para pejabat AS mengatakan Pyongyang belum menanggapi komunikasi dari militer Amerika tentang prajurit itu, Prajurit Travis T. King. Media pemerintah Korea Utara, yang sebelumnya melaporkan penahanan warga negara AS, sejauh ini juga belum mengomentari insiden tersebut.
Berbicara di Jepang, utusan khusus AS untuk Korea Utara Sung Kim mengatakan Amerika Serikat "bekerja sangat keras" untuk memperjelas status dan kesejahteraan King dan secara aktif terlibat dalam memastikan keselamatan dan kepulangannya. Kim tidak memberikan rincian apa pun.
Sebelumnya, juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller mengatakan dalam pengarahan bahwa Pentagon telah "menjangkau" rekan-rekannya di Tentara Rakyat Korea Utara tentang King.
"Setahu saya, komunikasi itu belum dijawab," tambahnya.
Insiden itu terjadi pada saat ketegangan meningkat di semenanjung Korea. Korut telah menekan dengan uji coba rudal balistik, yang terakhir terjadi bersamaan dengan kedatangan kapal selam rudal balistik bersenjata nuklir AS di Selatan untuk pertama kalinya sejak 1980-an.
Pekan lalu, Korut meluncurkan rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat terbarunya yang dikatakan memiliki waktu terbang terpanjang yang pernah ada, sebuah uji coba yang oleh para ahli digambarkan sebagai keberhasilan yang "luar biasa".
King, 23, sedang dalam tur sipil ke desa gencatan senjata Panmunjom pada Selasa ketika dia tiba-tiba melintasi Garis Demarkasi Militer yang telah memisahkan kedua Korea sejak Perang Korea berakhir pada tahun 1953 dengan gencatan senjata.
King pernah didenda karena penyerangan saat ditempatkan di Korea Selatan, dan menjalani penahanan sebelum dia diantar ke bandara pada hari Senin untuk naik penerbangan American Airlines ke Dallas, Texas, menurut laporan media dan seorang pejabat bandara.
Setelah melewati pemeriksaan keamanan dan di gerbang keberangkatan, dia mengatakan kepada staf maskapai penerbangan bahwa dia telah kehilangan bandaranya dan kembali ke terminal, kata petugas bandara kepada Reuters tanpa menyebut nama karena dia tidak berwenang untuk berbicara kepada media.
Pada Selasa, King bersama sekelompok sekitar 40 orang melakukan tur sehari penuh di Area Keamanan Bersama (JSA) yang dioperasikan oleh perusahaan Korea Selatan HanaTour ITC.
