TEMPO.CO, Jakarta - AS, Korea Selatan, dan Jepang mengawali latihan pertahanan rudal angkatan laut bersama pada Minggu, 16 Juli 2023, beberapa hari setelah Korea Utara meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM).
Korea Utara menembakkan rudal Hwasong-18 terbarunya, yang digambarkan Pyongyang inti dari kekuatan serangan nuklirnya, di lepas pantai timur pada hari Rabu, 12 Juli 2023, sebagai "peringatan praktis yang kuat" kepada musuh.
Latihan trilateral hari Minggu dilakukan di perairan internasional antara Korea Selatan dan Jepang, menyatukan kapal perusak yang dilengkapi dengan sistem radar Aegis dari ketiga negara, kata angkatan laut.
Washington dan sekutu Asianya telah bekerja untuk meningkatkan sistem berbagi informasi mereka tentang rudal Korea Utara. Korea Selatan dan Jepang terhubung secara independen dengan sistem radar AS tetapi tidak satu sama lain.
Latihan tersebut bertujuan untuk menguasai respons sekutu terhadap peluncuran rudal balistik Korea Utara dengan skenario yang menampilkan target virtual, kata militer.
"Kami akan secara efektif menanggapi ancaman nuklir dan rudal Korea Utara dengan sistem tanggapan militer yang kuat dan kerja sama trilateral," kata seorang perwira Angkatan Laut Korea Selatan.
Peluncuran ICBM Korea Utara dikecam oleh AS, Korea Selatan, dan Jepang, meskipun Pyongyang telah menolak kecaman tersebut, dengan mengatakan bahwa itu adalah haknya untuk membela diri.
Peluncuran terbaru menyusul keluhan Korea Utara dalam beberapa hari terakhir, menuduh pesawat mata-mata Amerika terbang di atas perairan zona ekonomi eksklusifnya, mengutuk kunjungan kapal selam nuklir AS baru-baru ini ke Korea Selatan.
REUTERS
Pilihan Editor Zelensky Ingatkan Rakyatnya, Rusia Tidak Akan Tinggal Diam Hadapi Serangan Balasan