TEMPO.CO, Jakarta - Anggota parlemen Rusia di majelis rendah mendukung undang-undang baru yang akan melarang operasi kelamin. Hal ini kian memperkuat dorongan ultra-konservatif dan anti-Barat dalam masyarakat.
"Duma Negara melarang pergantian jenis kelamin di Rusia," kata majelis rendah dalam sebuah pernyataan, Jumat, 14 Juli 2023. Duma menambahkan bahwa semua faksi telah memilih untuk memperkenalkan undang-undang baru dengan suara bulat.
"Keputusan ini akan melindungi warga negara dan anak-anak kami," kata Ketua Negara Duma Vyacheslav Volodin dalam pernyataan terpisah di media sosial.
Dia menunjuk pada apa yang digambarkan sebagai tren perubahan jenis kelamin yang berkembang di Amerika Serikat. Ia mengklaim hal ini mengarah pada degenerasi di negara tersebut.
"Ini tidak dapat kami terima," ujarnya. Ia menjelaskan mengapa larangan yang diusulkan itu mendapat dukungan dari majelis rendah.
Undang-undang baru melarang operasi transisi, kecuali anak-anak dengan kelainan bawaan. Undang-undang baru itu juga melarang orang mengubah jenis kelamin mereka dalam dokumen yang dikeluarkan pemerintah.
Sebelum mulai berlaku, Undang-undang itu harus disetujui oleh majelis tinggi parlemen dan Presiden Vladimir Putin. Langkah-langkah yang dipandang sebagai formalitas di negara di mana anggota parlemen setia kepada Kremlin.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan setelah pemungutan suara bahwa beberapa kekhawatiran atas undang-undang itu "mungkin berlebihan". Duma mengatakan undang-undang baru itu akan memiliki konsekuensi besar bagi orang-orang transgender Rusia. "Warga negara yang telah mengubah jenis kelamin akan dilarang mengadopsi anak, dan pernikahan mereka akan dibatalkan."
Yan Dvorkin, seorang psikolog berusia 32 tahun mengatakan sebelum pemungutan suara hari Jumat, bahwa dia khawatir tentang kemungkinan meningkatnya kasus bunuh diri sebagai akibat dari RUU tersebut. Dia juga mengatakan larangan terapi hormon berisiko menciptakan pasar gelap.
Kelompok Sphere, sebuah kelompok advokasi Rusia yang diperintahkan untuk ditutup tahun lalu, mengatakan bahwa undang-undang baru itu adalah kelanjutan dari serangan negara terhadap orang-orang LGBT+.
Rusia melakukan tindakan keras terhadap kelompok LGBT+. Dua hari lalu, situs streaming populer Rusia didenda 1 juta rubel karena tak memberikan peringkat usia 18+ pada film yang merujuk pada hubungan LGBT. Pengadilan mengatakan Ivi, yang mengoperasikan situs streaming ivi.ru, telah melabeli komedi Italia itu "Perfect Strangers" dengan peringkat 16+, melanggar undang-undang ketat Rusia yang melarang promosi hubungan "non-tradisional" dengan anak-anak.
Rusia memperketat undang-undang anti-LGBT tahun lalu, yang memungkinkan pihak berwenang untuk mendenda setiap individu atau organisasi yang ditemukan telah mempromosikan homoseksualitas di depan umum, online, atau dalam film, buku, atau iklan. Ivi mengatakan akan mempelajari putusan pengadilan dan mengambil keputusan apakah akan mengajukan banding.
"Kami terus proaktif dengan basis konten kami dan memastikan bahwa semua konten di platform kami diberi label dengan benar," katanya.
CHANNEL NEWS ASIA | REUTERS
Pilihan Editor: Singapura Diguncang Skandal Korupsi, Menteri dan Konglomerat Ditangkap