TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Serbia Milos Vucevic pada Jumat, 14 Juli 2023, mengumumkan industri pertahanan Serbia tidak akan mengekspor senjata, peralatan atau amunisi dalam tempo 30 hari ke depan. Sebaliknya mereka akan fokus memenuhi kebutuhan dalam negeri.
“Penilaian kami pada saat ini adalah mengatur komersialisasi, tidak ada prioritas lain selain keamanan dalam negeri. Jadi, industri pertahanan kami sedang membuat prioritas untuk langsung memasok ke militer Serbia, di mana ini sejalan dengan kebutuhan,” kata Vucevic.
Menurut Vucevic, kabinet Serbia telah mengadopsi larangan 30 hari mengekspor senjata yang mana hal ini sesuai arahan Presiden Serbia Aleksandar Vucic yang juga memegang jabatan sebagai Panglima Militer. Moratorium ekspor ini kemungkinan bakal diperpanjang, tergantung kondisi.
Keputusan untuk melarang ekspor kebutuhan militer ini diambil beberapa hari setelah muncul sejumlah tuduhan dari negara-negara Barat yang menyebut perusahaan milik BUMN Serbia, Jugoimport SDPR telah menjual amunisi ke Rusia menggunakan sejumlah komponen yang dibeli di Belgia.
Dalam wawancara dengan kantor berita Tanjug, Vucevic mengatakan beberapa tuduhan yang diarahkan pada Serbia itu tidak benar. Dua fasilitas yang disebutkan dalam sejumlah tuduhan oleh salah satu televisi asal Jerman, sebenarnya mengekspor hingga 90 persen amunisi untuk senjata kecil ke Amerika Serikat.
Media dari negara-negara Barat sudah lama menyindir kalau Beograd sudah diam-diam menjual amunisi ke Ukraina. Namun tuduhan media itu berulang kali disangkal Pemerintah Serbia. Pada bulan lalu, Financial Times mengklaim sebuah saluran pipa yang menyalurkan amunisi dari Serbia ke garda depan di Ukraina telah menjadi alasan dibalik kebijakan negara-negara Barat terkait lepasnya Provinsi Kosovo dari Serbia.
Vucevic menuduh negara tetangganya Kroasia dan Bulgaria menyebarkan berita bohong supaya kedua negara itu bisa memanfaatkan keanggotaan NATO untuk memperkuat pangsa pasar ekspor Serbia.
Sumber: RT.com
Pilihan Editor:Ribuan Orang di Bosnia Gelar Pawai Memperingati Pembantaian Massal 1995