TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken tidak melihat ada tanda-tanda perubahan kehendak dari Rusia berkaitan dengan kebijakannya soal agresi ke Ukraina. Diplomat top Washington itu menilai nihil niat Moskow untuk terlibat dalam penyelesaian konflik dengan cara damai.
Blinken dan timpalannya dari Rusia Sergei Lavrov pada Jumat, 14 Juli 2023, bertemu di rapat menteri Asia Timur dan forum keamanan regional ASEAN di Jakarta. Secara umum biasanya agenda pertemuan itu dibajak oleh gejolak geopolitik.
Menurut Blinken, Menteri Luar Negeri Lavrov dalam pidato dan keterlibatannya di dalam rapat, tidak konstruktif atau produktif dalam masalah apa pun.
“Kami belum melihat tanda-tanda dari Rusia bahwa mereka benar-benar ingin terlibat dalam diplomasi yang berarti dan mengakhiri perang yang dimulainya,” kata Blinken memberikan pengarahan media pada wartawan, beberapa jam setelah pertemuan itu.
Rusia menyebut operasi militer khusus yang diluncurkan ke Ukraina pada Februari 2022 untuk "denazifikasi" tetangganya. Awal pekan ini, Lavrov menegaskan, perang tidak akan berakhir sampai negara - negara Barat menyerahkan rencananya untuk mempertahankan dominasinya, termasuk "keinginan obsesif" untuk mengalahkan Rusia secara strategis.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan tidak ada pembicaraan antara Blinken dan Lavrov selama keduanya mengikuti rangkaian pertemuan ASEAN. “Tidak ada komunikasi yang terjadi di sana," katanya soal itu kepada saluran TV Rossiya-24 menanggapi sebuah pertanyaan, Jumat.
Berbeda dengan Blinken, Lavrov bertemu dengan Kepala Biro Urusan Luar Negeri Partai Komunis Cina Wang Yi yang diutus ke Jakarta. Beijing dan Moskow mendeklarasikan kemitraan tanpa batas, beberapa bulan sebelum invasi Rusia ke Ukraina.
Pertemuan regional ASEAN tertutup mempertemukan para menteri luar negeri termasuk dari Australia, Jepang, Inggris, India, Korea Selatan, Cina, Amerika Serikat, hingga perwakilan tinggi Uni Eropa. Isu lain yang mendominasi pembicaraan di Hotel Shangri-La termasuk peluncuran rudal Korea Utara, persaingan AS-Tiongkok, dan krisis yang sedang berlangsung di Myanmar.
Blinken terlebih dahulu bertemu dengan Kepala Kebijakan Luar Negeri Partai Komunis Cina Wang Yi di Jakarta pada Kamis, 13 Juli 2023, untuk mengatasi masalah keduanya. Blinken menekankan pentingnya mempertahankan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.
Sementara Wang mengatakan kepada Blinken kunci untuk membawa hubungan kedua negara kembali ke jalur yang benar adalah dengan mengambil tindakan praktis.
Dalam pernyataannya menjelang pertemuan Amerika Serikat dan ASEAN, Blinken menyerukan stabilitas di Indo-Pasifik, Selat Taiwan, dan Laut China Selatan. Menurutnya tidak ada tantangan yang lebih besar untuk keamanan regional selain peluncuran rudal "provokatif" Korea Utara.
"Kita perlu bekerja sama untuk mengakhiri program senjata pemusnah massal dan peluncuran rudal balistik Korea Utara yang melanggar hukum," katanya.
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menyebut forum telah sepakat untuk memperkuat diplomasi preventif. “Persaingan yang semakin tajam terus memecah belah kawasan. Kawasan kami juga memiliki banyak potensi titik nyala. Tantangan ini menjadi semakin rumit,” katanya.
Pilihan Editor: LRT Jabodebek Belum Buka untuk Umum, Warga Sudah Datangi Stasiun Jatimulya Bekasi