TEMPO.CO, Jakarta - Turki seharusnya tidak berilusi bahwa suatu hari nanti mungkin diizinkan untuk bergabung dengan Uni Eropa, kata Kremlin pada Selasa, 11 Juli 2023, ketika Moskow menekankan keinginannya untuk menjalin hubungan yang kuat dengan Ankara terlepas dari banyak ketidaksepakatan, termasuk mengenai perluasan NATO.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menanggapi pertanyaan tentang keputusan anggota NATO Turki untuk mencabut penentangannya terhadap Swedia yang bergabung dengan aliansi pada malam pertemuan dua hari NATO di Lithuania.
Presiden Turki Tayyip Erdogan berusaha mempertahankan hubungan baik dengan Moskow dan Kyiv selama perang 16 bulan di Ukraina. Dia telah menolak untuk bergabung dengan sanksi Barat terhadap Rusia atas invasi tersebut dan telah mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengunjungi Turki pada Agustus.
Turki telah menahan aksesi Swedia, menuduh negara Nordik itu tidak berbuat cukup untuk menindak orang-orang yang dianggap Ankara sebagai teroris. Namun pada Senin, Erdogan membatalkan keberatannya terhadap Swedia menjadi anggota ke-32 NATO.
Rusia melihat ekspansi NATO sebagai ancaman terhadap keamanannya sendiri, tetapi Peskov mengecilkan pernyataan seorang reporter bahwa Turki menjauh dari Rusia dan menuju Barat.
"Turki dapat mengorientasikan dirinya ke Barat, kita tahu bahwa dalam sejarah Republik Turki ada periode orientasi intensif ke Barat, ada periode yang kurang intensif," katanya dalam jumpa pers harian.