TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi atau Menlu Retno menyoroti ancaman senjata nuklir di ASEAN. Menurutnya, kawasan harus bebas dari perangkat kuat dan berpotensi merusak tersebut.
Saat membuka rangkaian pertemuan menteri luar negeri ASEAN di Jakarta pada Selasa, 11 Juli 2023, Retno mengatakan, risiko penggunaan senjata nuklir saat ini lebih tinggi daripada kapan pun dalam sejarah, termasuk bagi Asia Tenggara. “Pemeliharaan perdamaian dan stabilitas di kawasan adalah prioritas kami,” katanya.
Traktat Asia Tenggara sebagai Zona Bebas Nuklir (SEANWFZ) atau dikenal sebagai Perjanjian Bangkok ditandatangani pada 1995 oleh seluruh negara anggota ASEAN. Sejumlah negara pemilik senjata nuklir menyatakan keberatan terhadap beberapa bagian protokol SEANWFZ.
Perjanjian tersebut menetapkan bahwa negara-negara yang menandatangani traktat tersebut tidak dapat "mengembangkan, membuat, atau memperoleh, memiliki, atau memiliki kendali atas senjata nuklir", "menempatkan atau mengangkut senjata nuklir dengan cara apa pun", atau "menguji atau menggunakan senjata nuklir."
Setelah perundingan mangkrak selama satu dekade, dalam KTT ASEAN 2022 disepakati bahwa pemilik senjata nuklir bisa menandatangani traktat itu secara terpisah.
Indonesia sebelumnya telah menyatakan keprihatinan tentang konsekuensi dari pakta keamanan trilateral AUKUS – Australia, Inggris, dan Amerika Serikat. Salah satu kerja sama itu memungkinkan Australia membuat kapal selam bertenaga nuklir untuk memperkuat angkatan lautnya.
Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI Sidharto R Suryodipuro saat jumpa pers pada Senin, 10 Juli 2023, mengatakan isu pengembangan kapal selam bertenaga nuklir oleh aliansi AUKUS secara khusus tidak akan dibahas di pertemuan menteri luar negeri.
Arto, sapaan Sidharto, menjelaskan bahwa Komisi SEANWFZ akan tetap berfokus pada upaya ASEAN mengajak lima pemilik senjata nuklir yaitu China, Rusia, Prancis, Inggris, dan AS untuk menandatangani protokol perjanjian kawasan bebas nuklir. ASEAN dipimpin Indonesia tahun ini.
Sejauh ini, negara pemilik senjata nuklir juga belum ada yang menunjukan itikad untuk menandatangani traktat tersebut. Menteri luar negeri ASEAN akan berada satu meja dengan Amerika Serikat, Rusia, dan Cina, Inggris – negara pemilik senjata nuklir, di pertemuan menteri Asia Timur dan regional forum pekan ini.
DANIEL A. FAJRI
Pilihan Editor: Erdogan Dukung Swedia Masuk NATO, Asalkan Turki Diterima Jadi Anggota Uni Eropa