TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengadakan pembicaraan dengan pendiri kelompok tentara bayaran Grup Wagner Yevgeny Prigozhin dan para komandannya. Menurut juru bicara Putin, pertemuan itu untuk membahas pemberontakan bersenjata yang dilakukan Grup Wagner terhadap petinggi militer Rusia.
Pertemuan tersebut pertama kali dilaporkan oleh surat kabar Prancis Liberation. Media ini mengatakan bahwa Prigozhin telah bertemu dengan Putin dan kepala Garda Nasional, Viktor Zolotov, serta bos Intelijen Asing SVR, Sergei Naryshkin.
Pertemuan itu, menurut juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, diadakan pada 29 Juni 2023 atau lima hari setelah pemberontakan Grup Wagner. Pemberontakan itu dianggap sebagai tantangan paling serius bagi Putin sejak berkuasa pada akhir 1999.
Peskov mengatakan kepada wartawan bahwa Putin telah mengundang 35 orang ke pertemuan tersebut, termasuk komandan unit Prigozhin dan Wagner. Pertemuan itu berlangsung selama tiga jam.
"Satu-satunya hal yang dapat kami katakan adalah bahwa presiden memberikan penilaiannya atas tindakan Wagner di garis depan selama Operasi Militer Khusus (di Ukraina) dan juga memberikan penilaiannya atas peristiwa 24 Juni (hari pemberontakan)," kata Peskov kepada wartawan.
Dia mengatakan Putin telah mendengarkan penjelasan para komandan tentang apa yang telah terjadi. Putin telah menawarkan mereka untuk tetap mendukung Rusia di perang Ukraina.
"Para komandan menguraikan versi mereka tentang apa yang terjadi (pada 24 Juni). Mereka menekankan bahwa mereka adalah pendukung setia dan prajurit kepala negara dan panglima tertinggi. Mereka juga mengatakan bahwa mereka siap untuk terus berjuang demi Ibu Pertiwi," kata Peskov.
Pemberontakan singkat itu dipimpin oleh Prigozhin. Pejuang Wagner menguasai kota selatan Rostov-on-Don dan gedung markas militer namun akhirnya dijinakkan dalam kesepakatan yang ditengahi oleh pemimpin Belarusia Alexander Lukashenko.
Putin telah mengecam pemberontakan Grup Wagner. Ia menyamakan peristiwa itu dengan kekacauan menjelang Revolusi Rusia 1917.
Usai pemberontakan yang gagal, Prigozhin semestinya berangkat ke Belarus berdasarkan ketentuan kesepakatan dengan pemerintah Rusia. Namun Lukashenko mengatakan pekan lalu bahwa Prigozhin telah kembali ke Rusia dan para pejuang Wagner belum menerima tawaran untuk pindah ke Belarus. Ini menimbulkan pertanyaan tentang implementasi perjanjian itu.
REUTERS
Pilihan Editor: AS Bunuh Pemimpin ISIS Osama al-Muhajer pakai Drone