TEMPO.CO, Jakarta - Kantor Kedutaan Besar Turki di Copenhagen mengaku telah melakukan kontak dengan sejumlah otoritas di Denmark untuk repatriasi sebuah patung perunggu bagian kepala Kaisar Septimius Severus yang berusia hampir 2 ribu tahun. Patung itu tertanggal 145 – 211 AD.
“Saya mendukung penyelesaian masalah ini secara damai,” kata Hakan Tekin Duta Besar Turki untuk Denmark, terkait kemungkinan repatriasi patung kuno Septimius Severus yang secara ilegal diambil dari Turki pada 1960-an dan sekarang dipajang di Museum Glyptotek di Ibu Kota Copenhagen.
Tekin mengatakan pihaknya telah meminta agar artefak – artefak bersejarah dari tiga museum di Denmark, dikembalikan. Di antara artefak itu dipajang di Museum Glyptotek dan patung kepala Kaisar Septimius Severus ikut dipamerkan di antara museum tersebut.
Kantor Kedutaan Besar Turki mengatakan proses hukum untuk memulangkan artefak-artefak ini masih belum dimulai dan mereka pun masih menunggu respon dari otoritas Denmark. Sedangkan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Turki dan Denmark sama-sama memastikan telah berkomunikasi untuk memastikan kerja sama budaya dan mencari solusi lewat dialog terkait pemulangan artefak – artefak tersebut.
Adapun pihak Museum Glyptotek pada Rabu, 5 Juli 2023, mengatakan kantor Kedutaan Besar Turki telah melakukan kontak dengan mereka untuk mendiskusikan kemungkinan pemulangan patung perunggu bagian kepala Kaisar Septimius Severus.
Duta Besar Tekin menyebut patung perunggu bagian kepala Kaisar Septimius Severus secara illegal telah diselundupkan dari Turki ketika kota kuno Bubon yang sekarang menjadi Provinsi Burdur Aegean, mengalami penjarahan pada 1960-an. Sebelumnya sejarah menyebut kalau patung tersebut diserahkan oleh Robert Hecht ke Museum Glyptotek pada 1970-an.
“Kami punya data yang solid,” kata Duta Besar Tekin, perihal bagaimana hilangnya patung perunggu Kaisar Septimius Severus.
Sebelumnya pada bulan lalu, Tekin sudah rapat dengan Kepala Arkeolog Museum Glyptotek, di mana Tekin mengajukan gagasan agar dilakukan investigasi bersama guna memastikan transparansi. Dia pun menyarankan para ahli dari negara ketiga yang netral dilibatkan jika memang diperlukan.
Sumber: middleeastmonitor.com
Pilihan Editor: Gara-gara Bicara dengan Putin, Xi Jinping Ditegur Biden Soal Ini
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.