TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pria bersenjata Palestina menembak dan membunuh seorang tentara Israel di dekat permukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki pada Kamis, 6 Juli 2023, kata militer, dalam serangan yang menurut kelompok militan Hamas dilakukan sebagai tanggapan untuk serangan dua hari minggu ini di Jenin.
Pria bersenjata itu menembaki pasukan keamanan yang berhenti untuk memeriksa kendaraannya di pemukiman Kdumim dekat kota Palestina Nablus, kata militer Israel.
Dia kemudian melarikan diri dari tempat kejadian sebelum dia dilacak dan "dilumpuhkan", kata militer. Hamas mengklaim dia sebagai anggota dan mengkonfirmasi kematiannya.
"Operasi heroik itu dilakukan sebagai respons cepat terhadap agresi pendudukan terhadap rakyat kami di kamp Jenin," kata Brigade Izzeldeen Al-Qassam, sayap bersenjata Hamas.
Operasi dua hari Israel di dekat Jenin adalah yang terbesar di Tepi Barat dalam beberapa tahun, karena kekerasan yang meningkat telah menyebabkan meningkatnya kewaspadaan internasional.
Militer Israel mengatakan operasi itu menargetkan infrastruktur dan depot senjata militan. Sedikitnya 12 warga Palestina, sebagian besar dipastikan sebagai pejuang militan, dan satu tentara Israel tewas.
Serangan itu, yang dimulai dengan serangan drone pada Senin, diikuti oleh penyisiran yang melibatkan lebih dari 1.000 tentara Israel, meninggalkan jalan yang rusak dan mobil yang terbakar serta memicu kemarahan di seluruh dunia Arab.
Pemimpin Pemukim Israel, yang memiliki perwakilan kuat dalam pemerintahan nasionalis-agama Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, telah meminta pihak berwenang untuk menindak lebih lanjut militan Palestina di daerah tersebut.
"Operasi di Jenin hebat tapi hanya setetes air di lautan. Kita harus berada di dalam kota-kota itu - di dalam Jenin, di dalam Nablus siang dan malam. Ada begitu banyak orang bersenjata, begitu banyak militan di sana," kata warga Kdumim Ozel Vatik .
Kekerasan di Tepi Barat telah memburuk selama 15 bulan terakhir, dengan meningkatnya serangan Israel, serangan jalanan Palestina dan amukan pemukim di desa-desa Palestina.
Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, yang tinggal di Kdumim, mengatakan dia akan mempercepat rencana yang ada untuk lingkungan baru di permukiman itu sebagai tanggapan atas serangan itu.
Sebagian besar negara menganggap permukiman di wilayah yang direbutnya dalam perang 1967 sebagai ilegal, pandangan yang dibantah Israel. Orang-orang Palestina mengatakan ekspansi tersebut menyangkal mereka sebagai negara yang layak.
Hamas mengatakan dalam pernyataannya bahwa serangan itu juga merupakan pesan kepada Smotrich bahwa "Brigade Qassam hampir mengetuk pintu Anda." Smotrich menjawab di Twitter bahwa dia tidak takut dan akan terus bekerja "untuk memungkinkan Pasukan Pertahanan Israel menghancurkan Anda."
REUTERS
Pilihan Editor: Jadi Buron Hong Kong dengan hadiah Rp1,9 M, Pengacara Australia Ini Keheranan