TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen tiba di Beijing pada Kamis, 6 Juli 2023, untuk memulai kunjungan empat hari yang diperkirakan fokus pada memperbaiki hubungan antara dua ekonomi terbesar dunia itu, meskipun kedua belah pihak tidak terlalu berharap banyak.
China yang menginginkan lebih banyak dialog untuk meningkatkan hubungan ekonomi, harus menyadari bahwa kedua negara menempatkan keamanan nasional di atas hubungan ekonomi.
Analis China mengatakan kepada media pemerintah bahwa pidato Yellen di bulan April, yang menempatkan kepentingan keamanan nasional AS dan sekutunya sebagai prioritas utama atas kebijakan ekonomi Amerika dengan China, tidak menginspirasi optimisme untuk kunjungan tersebut.
Zhu Feng, seorang profesor hubungan internasional di Universitas Nanjing, mengatakan kepada surat kabar Global Times bahwa penekanan Yellen pada keamanan nasional berarti AS tidak mungkin menghentikan "penindasan ekonomi dan teknologi" terhadap China.
Yellen, yang mendarat di Bandara Ibu Kota Beijing dengan pesawat pemerintah AS, akan menekankan perlunya bekerja sama dengan Beijing dalam hal perubahan iklim, kesiapsiagaan menghadapi pandemi, dan kesulitan utang, kata seorang pejabat senior Departemen Keuangan AS sebelumnya.
Dia juga akan memberi tahu rekan-rekan China-nya bahwa Washington tidak berusaha untuk memisahkan kedua ekonomi, sambil mempertahankan hak untuk melindungi HAM dan kepentingan keamanan nasional AS melalui tindakan yang ditargetkan, kata pejabat itu.
Meskipun tidak ada terobosan besar yang diharapkan, pejabat AS mengatakan Yellen akan mendorong untuk membuka jalur komunikasi dan koordinasi baru dalam masalah ekonomi, dan menekankan konsekuensi dari memasok bantuan mematikan ke Rusia, sebuah pernyataan yang ditolak keras oleh China.
Ketika duta besar China Xie Feng bertemu Yellen di Washington pada hari Senin, dia mendesak AS untuk "memberikan perhatian besar" dan bergerak mengatasi masalah utama pada ekonomi dan perdagangan dengan China.
Tarif perdagangan yang diberlakukan oleh Trump dan sanksi terhadap perusahaan China menjadi perhatian utama negara itu, kata Wu Xinbo, seorang spesialis studi Amerika di Universitas Fudan, yang akrab dengan pemikiran Beijing.
Perjalanan Yellen yang telah lama ditunggu-tunggu itu terjadi beberapa minggu setelah kunjungan Menteri Luar Negeri Antony Blinken, yang setuju dengan Presiden China Xi Jinping bahwa persaingan tidak boleh mengarah ke konflik, di tengah terhentinya pembicaraan antara militer mereka.
Kedua kunjungan tersebut dipandang penting untuk meningkatkan komunikasi setelah militer AS menembak jatuh balon China di atas Amerika Serikat.
Mereka datang menjelang kemungkinan pertemuan antara Presiden Joe Biden dan Xi pada KTT APEC atau Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik yang dijadwalkan November di San Francisco.
REUTERS
Pilihan Editor Sergei Lavrov Akan ke Indonesia untuk Hadiri Pertemuan ASEAN