TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Prancis menangkap 16 orang semalam sehubungan dengan kekerasan perkotaan, kata kementerian dalam negeri pada Rabu, 5 Juli 2023, menunjukkan penurunan lebih lanjut dalam skala kerusuhan yang melanda pinggiran Prancis yang miskin setelah penembakan polisi yang fatal pekan lalu.
Kematian Nahel M, seorang remaja keturunan Afrika Utara pada tanggal 27 Juni, setelah dia ditembak oleh seorang petugas polisi di Nanterre, pinggiran Paris, menyebabkan luapan kemarahan yang menyebabkan malam kerusuhan di Prancis dan tindakan keras polisi. Pada puncak kerusuhan, pada Jumat hingga Sabtu malam, polisi menangkap lebih dari 1.300 orang. Situasi mulai mereda pada Minggu, dan pada Senin hingga Selasa malam, polisi menangkap 81 orang, menurut kementerian.
Kerusuhan tersebut mengungkap polarisasi mendalam masyarakat Prancis pada isu-isu seperti integrasi, atau ketiadaan integrasi, etnis dan agama minoritas, dan tentang bagaimana nilai-nilai republik harus dipahami di Prancis masa kini.
Pemerintah dan partai sayap kanan telah mengecam para perusuh dan menyatakan dukungan kuat kepada polisi, dengan sedikit tanda yang muncul dari keinginan untuk terlibat dengan pengaduan bahwa polisi mendiskriminasi minoritas dan dapat melakukan kekerasan.
Sebaliknya, partai-partai sayap kiri dan banyak warga menyoroti rasisme dan marginalisasi yang dialami oleh generasi muda Prancis keturunan imigran di pinggiran kota yang miskin dan masalah kekerasan dan impunitas polisi.
Petugas polisi yang menembak Nahel ditahan menghadapi tuduhan penghilangan nyawa dengan sengaja. Kampanye penggalangan dana yang diluncurkan oleh tokoh sayap kanan Jean Messiha untuk mengumpulkan uang bagi keluarga perwira itu menerima sumbangan sebesar 1,6 juta euro (sekitar Rp 26 miliar), jauh melebihi penggalangan serupa untuk keluarga Nahel.
Messiha menutup GoFundMe untuk keluarga petugas pada Selasa malam setelah rentetan keluhan dan ancaman tindakan hukum dari partai sayap kiri dan keluarga Nahel, saluran TV BFM melaporkan.
Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin, yang dikenal dengan sikap garis kerasnya dalam masalah hukum dan ketertiban, dijadwalkan untuk menjawab pertanyaan tentang kerusuhan pada pukul 16.30 waktu setempat pada Rabu di depan komite Senat.
Menteri yang mengawasi perusahaan kecil dan menengah, Olivia Gregoire, mengatakan kepada saluran TV France 2 sebelumnya bahwa lebih dari 1.000 toko dan bisnis telah terpengaruh dalam berbagai tingkat oleh kerusuhan dan vandalisme selama seminggu terakhir.
REUTERS
Pilihan Editor: Rusia Tuding Barat Berada di Balik Serangan Drone di Dekat Moskow