Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Erdogan Sebut Kerusuhan di Prancis karena Islamofobia dan Kolonialisme

Reporter

image-gnews
Presiden Turki, Tayyip Erdogan. REUTERS/Murad Sezer
Presiden Turki, Tayyip Erdogan. REUTERS/Murad Sezer
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan buka suara ihwal kerusuhan di Prancis yang terjadi pekan lalu. Dia mengatakan kerusuhan di Prancis disebabkan oleh "rasisme institusional" dan masa lalu kolonial negara itu.

Kerusuhan di Prancis yang terjadi pekan lalu disebabkan oleh kematian seorang remaja berusia 17 tahun Nahel Merzouk, keturunan Aljazair. Ia ditembak mati petugas polisi yang menghentikan mobilnya pekan lalu. Demonstrasi yang diwarnai kerusuhan pun membara di Prancis. 

Erdogan mengatakan kerusuhan Prancis karena Islamofobia yang dikaitkan dengan masa lalu kolonial di negara itu. “Di negara-negara yang terkenal dengan masa kolonialnya, rasisme budaya telah berubah menjadi rasisme institusional,” katanya di televisi setelah memimpin rapat kabinet mingguan.

“Akar dari peristiwa yang dimulai di Prancis adalah arsitektur sosial yang dibangun oleh mentalitas ini. Sebagian besar imigran yang ditindas secara sistematis, adalah Muslim,” ujarnya. 

Erdogan juga mengkritik meluasnya penjarahan yang menyertai kerusuhan tersebut. Para pengunjuk rasa, sebagian besar anak di bawah umur, membakar mobil, merusak infrastruktur dan bentrok dengan polisi dalam kemarahan yang meluap-luap.

Kerusuhan yang berlangsung selama enam hari itu telah menyebabkan kerugian sekitar 20 juta euro atau setara US$ 21,8 juta. Kerugian disebabkan rusaknya transportasi umum di wilayah Paris.

“Jalanan tidak bisa digunakan untuk mencari keadilan. Namun, jelas pihak berwenang juga harus belajar dari ledakan sosial tersebut,” kata Erdogan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara itu Prancis mulai tenang setelah dilanda kerusuhan beberapa hari terakhir. Di Kota Marseille, jaksa membuka penyelidikan atas kematian seorang pria berusia 27 tahun yang terkena proyektil polisi selama kerusuhan.

Kemungkinan penyebab kematian adalah kejutan keras di dada dari proyektil "flash-ball" seperti yang digunakan oleh polisi anti huru hara, kata kantor jaksa pada Selasa, tanpa menyebutkan siapa yang menembak atau memiliki senjata tersebut.

Marseille dilanda kerusuhan dan penjarahan setelah pemakaman seorang remaja keturunan Aljazair, Nahel Merzouk, yang ditembak mati oleh polisi pada 27 Juni saat pemberhentian lalu lintas.Insiden tersebut memicu keresahan nasional dan menyalakan kembali tuduhan lama di antara komunitas kulit hitam dan Afrika Utara tentang rasisme sistemik di antara pasukan keamanan, diskriminasi, dan layanan publik yang buruk.

Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Selasa bertemu dengan ratusan pejabat Prancis untuk mulai mencari tahu alasan penyebab kerusuhan di negara itu, yang terbesar dalam hampir dua dekade. Sebanyak 3.486 pengunjuk rasa ditangkap, menurut angka kementerian dalam negeri. Dari jumlah tersebut, 374 orang telah dibawa ke pengadilan dan diadili, menurut kementerian kehakiman.

AL JAZEERA | REUTERS 

Pilihan Editor: Dapat Izin PBB, Jepang akan Buang Air Radioaktif PLTN Fukushima ke Samudera Pasifik

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Erdogan Berharap Dukungan Nyata Sekutu Melawan Terorisme, Bukan Cuma Kecaman

6 jam lalu

Menteri Dalam Negeri Turki Ali Yerlikaya berbicara di depan Kementerian Dalam Negeri menyusul serangan bom di Ankara, Turki 1 Oktober 2023. REUTERS/Cagla Gurdogan
Erdogan Berharap Dukungan Nyata Sekutu Melawan Terorisme, Bukan Cuma Kecaman

Erdogan mengatakan mengecam terorisme dan menghibur dengan kata-kata tidak akan menyembuhkan luka.


Tips dan Cara Membasmi Kutu Busuk untuk Lingkungan Lebih Sehat

8 jam lalu

Kutu busuk terlihat di lapisan tempat tidur sofa, di L'Hay-les-Roses, dekat Paris, Prancis, 29 September 2023. REUTERS/Stephanie Lecocq
Tips dan Cara Membasmi Kutu Busuk untuk Lingkungan Lebih Sehat

Membasmi kutu busuk tak cukup hanya dengan mencuci sprei. Ini langkah lengkapnya


Turki Tahan 145 Orang Terkait Partai Pekerja Kurdistan Pasca-Serangan Bom Ankara

21 jam lalu

Seorang ahli penjinak bom bekerja di lokasi kejadian setelah terjadinya serangan bom di Ankara, Turki 1 Oktober 2023. REUTERS/Cagla Gurdogan
Turki Tahan 145 Orang Terkait Partai Pekerja Kurdistan Pasca-Serangan Bom Ankara

Ribuan petugas polisi Turki ambil bagian dalam operasi di puluhan provinsi setelah serangan bom Ankara.


Grup Wagner Gagal Gantikan Pasukan Perdamaian PBB, Mali Terancam Jatuh ke Tangan Pemberontak

21 jam lalu

Masjid Sankore ini terletak di Mali, tepatnya di kota Timbuktu. Masjid ini dibangun pada awal abad 15 M pada akhir kejayaan Kerajaan Mali. Sebelumnya, masjid ini merupakan pusat pengajaran ilmu agama di Timbuktu. Bentuknya yang unik membuat masjid ini menjadi terkenal di seluruh dunia. wikipedia.org
Grup Wagner Gagal Gantikan Pasukan Perdamaian PBB, Mali Terancam Jatuh ke Tangan Pemberontak

Kelompok militan afiliasi ISIS dan Al-Qaeda terus menekan Junta Mali begitu Pasukan Perdamaian PBB ditarik dan Grup Wagner gagal menggantikan mereka.


Diguncang Bom Bunuh Diri, Jet Tempur Turki Serang Markas PKK di Irak

2 hari lalu

Petugas polisi berjaga di dekat Kementerian Dalam Negeri menyusul serangan bom di Ankara, Turki 1 Oktober 2023. REUTERS/Cagla Gurdogan
Diguncang Bom Bunuh Diri, Jet Tempur Turki Serang Markas PKK di Irak

Serangan bom bunuh diri Turki menyebabkan dua pelaku tewas. Turki melancarkan serangan balasan ke markas PKK.


Detik-detik Bom Bunuh Diri di Turki Terekam CCTV

2 hari lalu

Pasukan keamanan terlihat di luar Kementerian Dalam Negeri di lokasi serangan bom di Ankara, Turki 1 Oktober 2023. REUTERS/Cagla Gurdogan
Detik-detik Bom Bunuh Diri di Turki Terekam CCTV

Pelaku bom bunuh diri Turki tewas di tempat kejadian. Momen bom bunuh diri Turki terekam dalam kamera CCTV.


Bom Meledak di Gedung Pemerintah, Erdogan Menantang Pelaku Teror

2 hari lalu

Petugas keamanan berjaga di lokasi setelah terjadinya ledakan bom di depan gedung Kementerian Dalam Negeri di Ankara, Turki, 1 Oktober 2023. REUTERS
Bom Meledak di Gedung Pemerintah, Erdogan Menantang Pelaku Teror

Presiden Tayyip Erdogan menyebut serangan pagi hari itu sebagai "upaya terbaru" untuk meneror Turki.


Film tentang Kudeta Erdogan Kena Sensor, Festival Film Bergengsi Turki Dibatalkan

3 hari lalu

Cuplikan dari film 'Kanun Hukmu' alias 'Decree'. Foto: Instagram
Film tentang Kudeta Erdogan Kena Sensor, Festival Film Bergengsi Turki Dibatalkan

Festival Film Oranye Emas Antalya di Turki, acara film internasional terkemuka di Turki, telah dibatalkan karena tekanan politik.


Prancis Berperang Melawan Kutu Busuk Jelang Olimpiade 2024

4 hari lalu

Salim Dahou, teknisi biosida di perusahaan Hygiene Premium, menyemprotkan insektisida terhadap kutu busuk di tempat tidur sofa di L'Hay-les-Roses, dekat Paris, Prancis, 29 September 2023. REUTERS/Stephanie Lecocq
Prancis Berperang Melawan Kutu Busuk Jelang Olimpiade 2024

Pengguna media sosial Prancis mengunggah video kutu busuk merayap di kereta berkecepatan tinggi, metro Paris, bioskop, juga Bandara Charles de Gaulle


Diusir Junta, Dubes Prancis Tinggalkan Niger

6 hari lalu

Sylvain Itte. Ne.ambafrance.org
Diusir Junta, Dubes Prancis Tinggalkan Niger

Duta Besar (Dubes) Prancis untuk Niger, Sylvain Itte, akhirnya resmi meninggalkan Niamey, ibu kota Niger pada Rabu 27 September 2023.