TEMPO.CO, Jakarta -Badan pengatur pengobatan dan terapi Australia atau TGA, mulai Sabtu, 1 Juli 2023, melegalkan penggunaan psikedelik sebagai obat bagi kondisi kesehatan mental. Ini merupakan pengesahan pertama oleh negara di dunia.
TGA memperbolehkan MDMA dan psilocybin, yang lebih dikenal sebagai ekstasi dan jamur ajaib, untuk dipakai obat bagi gangguan stres pasca-trauma atau PTSD serta depresi yang resisten terhadap penawar. Persetujuan sudah dicapai pada Februari namun mulai efektif kemarin.
Persetujuan ini, menurut laporan yang dikutip Bangkok Post, diberikan TGA karena kurangnya pilihan pengobatan yang efektif. Data awal yang menunjukkan bahwa halusinogen dapat diposisikan secara unik untuk menguntungkan pasien juga menjadi faktor pertimbangan.
Serangkaian aturan tetap akan menyulitkan kebanyakan orang untuk mendapatkan psikedelik. Hanya psikiater terdaftar yang memiliki persetujuan etik, yang biasanya diperlukan untuk melakukan uji klinis.
Syarat lain yakni harus memperoleh otorisasi pengaturan melalui program penyedia yang akan diizinkan untuk meresepkannya.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat atau FDA, menetapkan psilocybin sebagai "terapi terobosan" pada 2018. Label itu dirancang untuk mempercepat pengembangan dan peninjauan obat untuk mengobati kondisi serius.
Penerimaan budaya yang berkembang telah menyebabkan dua negara bagian AS menyetujui langkah-langkah penggunaan psikedelik.
Oregon pertama melegalkan penggunaan psilocybin oleh orang dewasa. Sedangkan pemilih Colorado mendekriminalisasi psilocybin pada 2022.
Peneliti psikedelik telah mendapat manfaat dari hibah federal, termasuk di Universitas Johns Hopkins. FDA merilis draf panduan akhir bulan lalu untuk para peneliti yang merancang uji klinis yang menguji obat psikedelik sebagai pengobatan potensial untuk berbagai kondisi medis.
Asosiasi Psikiatri Amerika, bagaimanapun, belum mendukung penggunaan psikedelik dalam pengobatan. Sebab, FDA belum memberikan keputusan akhir.
Para ahli medis di AS dan di tempat lain, termasuk Australia, telah memperingatkan bahwa diperlukan lebih banyak penelitian tentang kemanjuran obat dan sejauh mana risiko psikedelik, yang dapat menyebabkan halusinasi.
Pilihan Editor: Apa Itu Jamur Psilosibin yang Diklaim Ajaib?
BANGKOK POST | SKY NEWS