TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Lisbon Carlos Moedas telah dituduh memboikot pembangunan tugu peringatan pertama Portugal untuk para korban perbudakan.
Seperti dilansir Reuters pada Sabtu, ini sebuah proyek yang telah lama tertunda di negara yang masih berjuang menghadapi perannya dalam perdagangan budak transatlantik.
Diusulkan lebih dari lima tahun yang lalu oleh Asosiasi Keturunan Afrika Portugal (DJASS), tugu peringatan - yang akan terdiri dari barisan tebu yang dicat hitam - rencananya didirikan di Campo das Cebolas, sebuah alun-alun dekat sungai Tagus di Lisbon.
Dari abad ke-15 hingga abad ke-19, sekitar 6 juta orang Afrika diculik dan diangkut secara paksa oleh kapal Portugis dan dijual sebagai budak, terutama ke Brasil.
Namun, sejarah ini hanya sedikit yang diajarkan di sekolah tentang keterlibatan Portugal dalam perbudakan dan masa kolonialnya secara luas dilihat sebagai sumber kebanggaan.
Tugu peringatan, yang didanai oleh dewan kota, telah disetujui sebagai bagian dari anggaran kota 2017-2018, tetapi pembangunannya telah ditunda sejak saat itu.
DJASS mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Jumat bahwa hambatan telah dibuat, termasuk meminta lebih sedikit tebu dan perubahan bahan bangunan dan anggaran.
Kantor wali kota tidak segera membalas permintaan komentar. Carlos Moedas politikus kanan tengah terpilih sebagai wali kota pada 2021. Namun, proses pendirian tugu peringatan baru dilanjutkan pada September tahun lalu.
Saat itu, kantor Moedas mengatakan masih diperlukan persetujuan dari Direktorat Jenderal Cagar Budaya (DGCP) dan perusahaan parkir Lisbon (EMEL).
Menurut DJASS, kantor wali kota mengatakan pada April bahwa DGCP dan EMEL belum memberikan persetujuannya, artinya tugu peringatan telah ditempatkan di tempat lain.
Kantor wali kota mengusulkan lokasi baru yang digambarkan DJASS sebagai jalan sempit yang memberikan akses ke dermaga dan tempat parkir di dekat terminal kapal pesiar Lisbon.
DJASS mengatakan kantor wali kota berurusan dengan tugu peringatan itu dengan "lalai dan tidak sopan" dan menuduhnya mengadopsi strategi memboikot proyek tersebut.
Moedas mengatakan pada Maret dia "sangat mendukung tugu peringatan" tetapi proyek semacam itu membutuhkan waktu.
Pilihan Editor: House of Orange Disebut Mendapat Keuntungan Saat Penjajahan Belanda
REUTERS