TEMPO.CO, Khartoum-- Tentara Sudan mengkonfirmasi pada Senin, 26 Juni 2023, bahwa pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) telah mengambil pangkalan utama brigade polisi yang lengkap di Khartoum dan ada laporan.
Tentara mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pangkalan polisi Central Reserve telah direbut setelah tiga hari pertempuran. Mereka menuduh RSF menyerang "institusi negara."
Aktivis lokal mengatakan sedikitnya 15 warga sipil tewas dalam pertempuran itu, dan lebih dari 80 orang terluka parah.
RSF mengatakan telah menangkap lusinan kendaraan lapis baja dan truk pikap setelah merebut markas Polisi Cadangan Pusat pada Minggu, 25 Juni 2023. Pihaknya mengkonsolidasikan posisinya di Khartoum selatan – tempat beberapa kamp militer penting berada.
Tentara mengandalkan Polisi Cadangan Pusat untuk pertempuran darat di Khartoum. Mereka telah berjuang untuk melawan unit RSF bergerak yang dengan cepat menyebar ke seluruh kota setelah pertempuran meletus pada 15 April 2023.
Menyusul terebutnya kantor polisi di Khartoum, pertempuran di Sudan untuk pertama kalinya menyebar ke Blue Nile, negara bagian di wilayah tenggara dekat Etiopia.
Serangan oleh SPLM-N, kelompok pemberontak paling kuat di Sudan, di kota Kurmuk di Negara Bagian Blue Nile – perbatasan dengan Ethiopia, juga menjadi perhatian warga di media sosial. Reuters tidak dapat memverifikasi laporan tersebut secara independen.
Misi PBB di Sudan mengatakan ratusan warga sipil telah melintasi perbatasan ke Ethiopia untuk mencari keselamatan akibat bentrokan di Blue Nile pada Minggu dan Senin. Sementara yang lain tampaknya akan menuju utara ke Damazin, ibu kota negara bagian.
Bentrokan terkait dengan ketegangan suku di Negara Bagian Blue Nile menewaskan ratusan orang tahun lalu. SPLM-N pekan lalu bentrok dengan tentara di negara bagian Kordofan Selatan, menimbulkan kekhawatiran konflik dapat menyebar ke seluruh wilayah selatan Sudan.
Perang antara tentara dan RSF meletus di tengah perselisihan mengenai rencana untuk transisi menuju pemilu di bawah pemerintahan sipi – inisiatif yang didukung secara internasional.
Pertempuran telah meningkat meski serangkaian kesepakatan gencatan senjata yang dinegosiasikan oleh Arab Saudi dan Amerika Serikat pada pembicaraan di Jeddah yang ditangguhkan minggu lalu.
Perang telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang besar, dan berdampak pada lebih dari 2,5 juta orang. Sekitar 600.000 di antaranya telah menyeberang ke negara tetangga.
Sebagian besar telah menuju utara ke Mesir atau barat ke Chad – tempat para pengungsi mencari perlindungan dari serangan dan bentrokan bermotivasi etnis di wilayah Darfur Sudan.
Beberapa keluarga akan menghabiskan liburan Muslim Idul Adha minggu ini jauh dari kerabat mereka.
"Ini pertama kalinya saya menghabiskan Idul Fitri jauh dari Sudan dan sendirian," kata Safiya Juma Adam, yang melarikan diri dari perang ke Giza di Mesir bersama ketiga anaknya. "Jika bukan karena perang ini, saya tidak akan meninggalkan Sudan."
Pilihan Editor: WFP dan Mesir Sepakat Buka Koridor Kemanusiaan untuk Warga Sudan
REUTERS