TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Korea Utara menggerakkan warganya untuk berpawai akbar mengutuk dan mengancam Amerika Serikat memperingati 73 tahun pecahnya Perang Korea, Minggu, 25 Juni 2023.
Sekitar 120 ribu orang berbaris di Pyongyang sambil meneriakkan slogan seperti "perang balas dendam".
Demonstran yang terdiri atas pekerja dan mahasiswa ambil bagian dalam aksi unjuk rasa yang diadakan di seluruh ibu kota pada hari Minggu, lapor kantor berita negara KCNA.
Foto-foto yang dirilis oleh media pemerintah menunjukkan stadion yang penuh sesak dengan orang-orang yang memegang plakat bertuliskan "Seluruh daratan AS berada dalam jangkauan tembak kami" dan "Imperialis AS adalah perusak perdamaian."
Peringatan hari Minggu datang di tengah kekhawatiran Pyongyang dapat segera melakukan peluncuran lain dari satelit mata-mata militer pertamanya untuk meningkatkan pemantauan kegiatan militer AS setelah upaya pertamanya berakhir dengan kegagalan pada 31 Mei.
Korea Utara sekarang memiliki "senjata mutlak terkuat untuk menghukum imperialis AS" dan "pembalas di tanah ini terbakar dengan keinginan gigih untuk membalas dendam musuh," kata KCNA.
Korea Utara yang bersenjata nuklir telah menguji berbagai senjata termasuk rudal balistik antarbenua terbesarnya, meningkatkan ketegangan dengan Korea Selatan dan sekutu utama Korea Selatan, Amerika Serikat.
Dalam laporan kementerian luar negeri yang terpisah, Korea Utara mengatakan AS "melakukan upaya putus asa untuk memicu perang nuklir," menuduh Washington mengirim aset strategis ke wilayah tersebut.
Korea Selatan dan Utara secara teknis masih berperang karena konflik 1950-53 mereka berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.
REUTERS
Pilihan Editor 22 Tewas dalam Perang antar-Geng di Honduras, Diberlakukan Jam Malam