TEMPO.CO, Jakarta - Menteri polisi sayap kanan Israel pada Minggu, 25 Juni 2023, mengecam pasukan itu atas apa yang disebutnya "hukuman kolektif" terhadap para pemukim Israel, ketika keretakan melebar antara dinas keamanan dan pemerintah atas kekerasan atas warga Palestina yang mengguncang Tepi Barat yang diduduki.
Pemukim mengamuk di kota-kota dan desa-desa Palestina setelah pembunuhan empat warga Israel dalam penyergapan senjata Hamas telah mengundang kecaman internasional dan pernyataan keprihatinan AS.
Pembicaraan perdamaian yang ditengahi AS yang bertujuan untuk mendirikan negara Palestina di Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Gaza runtuh pada 2014. Sebagian besar negara menganggap permukiman yang dibangun Israel di tanah yang direbutnya dalam perang 1967 sebagai ilegal. Israel membantah ini.
Kepala dinas keamanan militer, polisi dan Shin Bet Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Sabtu bahwa tindakan para pemukim selama seminggu terakhir sama dengan "terorisme nasionalis", yang mereka janjikan untuk dilawan.
Terminologi itu mengecewakan anggota sayap kanan pemerintah koalisi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang telah menolak perbandingan antara militan Yahudi dan Palestina.
Salah satunya, Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, mengatakan pada Minggu bahwa dia telah meminta polisi menjelaskan mengapa mereka menutup gerbang ke pemukiman Ateret dan "menyerang seseorang yang berdiri di dekatnya".
Ben-Gvir mengatakan kepada kepala polisi bahwa "dia menentang segala pelanggaran hukum" tetapi tidak dapat menerima "hukuman kolektif" terhadap pemukim, demikian pernyataan dari partai menteri. Seorang juru bicara polisi mengatakan insiden itu sedang ditinjau.
Ateret dekat dengan desa Palestina Umm Safa, di mana mobil-mobil dibakar pada Sabtu dalam apa yang dikatakan warga sebagai serangan pemukim. Video pengamat menunjukkan pria - digambarkan oleh warga Palestina setempat sebagai pemukim - menembakkan senapan ke arah seseorang yang berteriak dalam bahasa Arab. Tidak ada laporan korban jiwa.
Juru bicara Ateret Eli Rosenbaum mengatakan pemukim pergi ke Umm Safa untuk menghadapi warga Palestina yang berulang kali melakukan kerusuhan di jalan dan melempari mobil Israel dengan batu. Para pemukim itu bukan dari Ateret tetapi beberapa telah memarkir mobil mereka di dalam gerbangnya, katanya.
Polisi, yang dipimpin oleh seorang kolonel tentara, datang ke Ateret untuk menderek mobil-mobil itu dan, ketika dihalangi oleh beberapa pemukim, menyetrum salah satunya, kata Rosenbaum. "Kami tidak mendukung kekerasan apa pun," katanya. "Tapi kami kecewa dengan kelemahan tentara terhadap orang Arab."