TEMPO.CO, Jakarta - Orang tua dari anak-anak yang diduga diberi obat penenang oleh guru di sebuah prasekolah di Taiwan, memprotes lambatnya tanggapan pemerintah terhadap insiden tersebut. Pada hari Minggu, ratusan orang berkumpul di New Taipei City untuk mengkritik otoritas lokal yang membutuhkan waktu berminggu-minggu guna melakukan tes medis terhadap anak-anak. Tes medis dilakukan setelah munculnya kecurigaan pada pertengahan Mei bahwa anak-anak diberi obat tidur.
Pada 14 Mei, tiga orang tua memberi tahu polisi setempat bahwa anak-anak mereka mudah tersinggung dan menunjukkan perilaku melukai diri sendiri. Kejadian ini berlangsung pada Februari hingga April tahun ini. Anak-anak itu memberi tahu orang tua bahwa guru mereka telah memberi obat-obatan, menurut laporan Kantor Berita Pusat Taiwan seperti dilansir dari CNN, Kamis, 22 Juni 2023.
Tes medis menemukan jejak barbiturat dan benzodiazepin, dua jenis depresan sistem saraf pusat, pada beberapa anak. Kantor Kejaksaan Distrik di New Taipei City pertama kali diberitahu tentang kasus yang melibatkan potensi pembiusan terhadap anak di bawah umur pada 15 Mei. Tiga hari kemudian, kantor tersebut mengarahkan polisi untuk menggeledah taman kanak-kanak dan mengambil rekaman CCTV serta bukti lainnya.
Pada awal Juni, lebih dari selusin orang tua telah melaporkan masalah tersebut ke polisi. Pada 5 Juni otoritas kota menawarkan tes narkoba kepada setiap anak yang bersekolah di prasekolah.
Pada 8 Juni 2023, tes terhadap 28 anak dari sekolah tersebut, yang memiliki 67 siswa, menemukan bahwa delapan anak memiliki jejak barbiturat di tubuh mereka. Di antara siswa tersebut, 16 orang diberikan tes narkoba yang dilakukan Biro Pendidikan kota pada 5 Juni 2023. Sementara orang tua juga membawa anak-anak mereka ke rumah sakit setempat untuk tes sebelumnya.
Baca juga:
Menurut Lin Ching-feng, direktur asosiasi manajemen medis yang berafiliasi dengan pemerintah, 29 anak telah dirawat di rumah sakit untuk tes terorganisir pada 15 Juni 2023. Dari anak-anak dites itu, 28 orang dinyatakan negatif terkontaminasi narkoba. Tes dilakukan berminggu-minggu setelah tuduhan narkoba.
Departemen pendidikan setempat telah memerintahkan taman kanak-kanak untuk ditutup dan menjatuhkan denda sebesar 150.000 dolar Taiwan Baru atau sekitar US$ 4.850. Kepala sekolah dan tujuh guru dibebaskan dengan jaminan awal bulan ini setelah dibawa untuk diinterogasi oleh pihak berwenang. Tidak jelas apakah mereka didakwa atas pelanggaran tertentu.
Insiden ini telah menimbulkan kegemparan di Taiwan. Dampaknya dapat memengaruhi pemilihan presiden Taiwan pada Januari 2024. Dalam pencalonan tersebut, walikota petahana Kota New Taipei, Hou Yu-ih, ikut dalam bursa pemilihan dari partai oposisi Kuomintang. Hou mengeluarkan permintaan maaf atas insiden tersebut awal bulan ini.
CNN