TEMPO.CO, Jakarta - Pelapor Khusus PBB soal situasi HAM Myanmar Thomas Andrews menilai tidak ada yang lebih mengerikan daripada kekerasan seksual yang meluas terhadap perempuan dan anak perempuan pengungsi Rohingya. Ia mengunjungi kabupaten Pidie, Aceh, pada akhir pekan lalu untuk memantau kondisi lapangan.
“Ada juga laporan tentang gadis-gadis muda di atas kapal yang diperdagangkan untuk tujuan pernikahan anak, dengan suami yang menunggu mereka di Malaysia,” kata Thomas dalam jumpa pers menutup lawatan ke Indonesia di kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa, Jakarta Pusat, Rabu, 21 Juni 2023.
Ia tidak memberikan jumlah pasti berapa banyak korbannya.
Eksodus orang-orang Rohingya dari Myanmar berlanjut sejak 2017 ketika militer Myanmar menyerang permukiman kelompok etnis Muslim ini. Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) mencatat ada lebih dari 900.000 pengungsi Rohingya di Cox Bazar, Bangladesh, per 2022.
Mereka sering menempuh perjalanan berisiko di laut untuk mencari suaka di negara lain, seperti Australia dan Selandia Baru. Seringkali perahu rusak sehingga menyebabkan para pengungsi terdampar di Indonesia dan Malaysia.
Soal penanganan Rohingya ini, Indonesia bertumpu pada Peraturan Presiden 125 yang disahkan 31 Januari 2016 - memfasilitasi pendaratan yang aman bagi para pengungsi yang tiba melalui laut. Pemerintah kerap dibantu Organisasi Migrasi Internasional (IOM) dan UNHCR.
Pengungsi Rohingya masih sulit memenuhi kebutuhan seperti makan, minum, dan obat-obatan. "Mereka juga membawa beban trauma yang mendalam dan hanya menginginkan kehidupan yang lebih aman dan damai," kata Andrews.
Andrews mengharapkan ada upaya dari Indonesia untuk mengembangkan strategi kesiapsiagaan yang komprehensif untuk Rohingya – baik secara prosedural atau di tingkat peraturan, sebab diperkirakan banyak perahu bakal datang.
UNHCR melaporkan lima kapal yang membawa 644 pengungsi Rohingya hanyut ke perairan Indonesia sejak November 2022 hingga Februari 2023. Sebagian besar dari mereka saat ini ditempatkan di tiga wilayah, termasuk Lhokseumawe, Pidie, dan Aceh Besar di Provinsi Aceh.
Dari jumlah tersebut, 167 orang melanjutkan perjalanan ke negara tujuan, menurut data UNHCR, per 13 Februari 2023.
Selain mengunjungi Aceh, dalam lawatannya ke Indonesia selama sepekan ini Andrews juga bertemu dengan elemen masyarakat dan pejabat pemerintahan, termasuk Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Ia mendesak perlunya Indonesia dan negara-negara lain mengambil tindakan terkoordinasi untuk mengatasi krisis di Myanmar, yang makin memburuk sejak kudeta militer 2021.
DANIEL A. FAJRI