TEMPO.CO, Jakarta - Recording Academy, badan yang memberikan penghargaan musik paling diakui di dunia, Grammy Awards, berusaha untuk mengekang penggunaan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence di industri. "Hanya pencipta manusia yang memenuhi syarat,” katanya dalam pernyataan Jumat, 15 Juni 2023.
Buku peraturan akademi yang diperbarui mencatat, pekerjaan khusus AI dilarang, tetapi beberapa musik yang dibuat dengan bantuan AI dapat memenuhi syarat dalam kategori tertentu. "Sebuah karya yang tidak mengandung kepenulisan manusia tidak memenuhi syarat dalam kategori apa pun."
Pembuat musik sekarang harus berkontribusi setidaknya 20 persen dari album untuk mendapatkan nominasi.
Di masa lalu, produser, penulis lagu, penata rekaman, atau artis unggulan mana pun di sebuah album dapat memperoleh nominasi untuk ‘album terbaik tahun ini’, meskipun orang tersebut hanya memberikan sedikit masukan.
Pada November 2022 OpenAI meluncurkan ChatGPT, chatbot gratis yang didukung oleh Microsoft Corp (MSFT.O). Perangkat lunak ini dapat menghasilkan dialog seperti manusia berdasarkan masukan sederhana.
Aplikasi AI telah menjamur, memungkinkan pengguna untuk menganimasikan foto diam, membuat avatar dalam film, dan menulis lagu, esai, dan artikel.
Orang-orang di banyak profesi semakin takut bahwa AI dapat menggantikan manusia. Misalnya, Writers Guild of America (WGA) dan Screen Actors Guild (SAG-AFTRA) bergulat dengan penggunaan AI di bidang kreatif penulisan skenario dan akting.
WGA ingin mengekang AI dalam penulisan skenario. Sementara aktor SAG ingin memastikan anggotanya dapat mengontrol penggunaan persona digital mereka dan menerima kompensasi yang layak.
Penulis WGA melakukan pemogokan pada awal Mei dan belum setuju dengan studio tentang penggunaan AI, di antara masalah lainnya. Pelaku juga bisa mogok jika SAG-AFTRA tidak dapat mencapai kesepakatan atas masalah serupa.
Upacara Penghargaan Grammy pertama berlangsung pada 1959, untuk memberi penghargaan kepada pencipta musik dari 1958.
Pilihan Editor: Sam Altman: Perangkat AI dapat Dikelola secara Global seperti Nuklir
REUTERS