TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 15 wanita Indonesia termasuk di antara 72 orang yang ditangkap ketika Departemen Imigrasi Malaysia membongkar sindikat penyedia layanan seksual perempuan asing di lima lokasi di Cheras dan Kepong.
Dalam keterangannya, Dirjen Imigrasi Ruslin Jusoh mengatakan, razia dilakukan pada 15 Juni 2023 dan berhasil menangkap 72 WNA. Ia menambahkan, penggerebekan itu berdasarkan informasi yang dihimpun dari pantauan di lima lokasi, dengan bantuan kepolisian.
Para tahanan itu termasuk empat pria Vietnam, tiga pria Bangladesh, satu pria India, 43 wanita Vietnam, 15 wanita Indonesia, dan enam wanita Thailand. Mereka berusia 25 hingga 42 tahun.
“Sindikat tersebut diyakini telah beroperasi selama hampir dua tahun dan mengiklankan layanan seksual di berbagai platform media sosial,” katanya seperti dikutip Free Malaysia Today, Sabtu, 18 Juni 2023.
Para pelaku berkomunikasi dengan klien melalui WhatsApp dan diberikan kata sandi untuk memasuki tempat tersebut.
Menurut Ruslin, sindikat itu beroperasi di gedung tiga lantai, di mana lantai pertama berfungsi sebagai tempat tinggal, sedangkan lantai atas digunakan oleh klien yang membayar layanan seksual.
Dia mengatakan penyelidikan awal mengungkapkan bahwa orang asing itu tidak memiliki dokumen perjalanan sah atau menyalahgunakan kartu kunjungan sosial mereka, beberapa di antaranya telah kedaluwarsa.
Polisi menyita 48 paspor Vietnam, sebuah mobil SUV abu-abu yang diyakini digunakan untuk mengangkut wanita asing ke lokasi klien, dan uang tunai RM6.275 atau sekitar Rp20 juta, yang diduga hasil dari layanan seksual.
Ruslin mengatakan, ada 20 pria lokal, yang diduga klien, saat penggerebekan dilakukan.
"Mereka semua telah dipanggil untuk diinterogasi guna membantu penyelidikan kami," katanya.
Semua orang asing tersebut telah dibawa ke depot imigrasi Semenyih untuk tindakan dan penyelidikan lebih lanjut berdasarkan Undang-Undang Imigrasi 1959/63, Undang-Undang Paspor 1966, Peraturan Imigrasi 1963, dan Undang-Undang Anti-Perdagangan Manusia dan Anti-Penyelundupan Migran 2007 ( Atipsom).
FMT
Pilihan Editor Anggota Inti ASEAN Tak Mau Ikut Inisiatif Thailand Dialog dengan Junta Myanmar