Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tipu Pemenang Lotere Rp1,5 Triliun, Pengacara AS Dihukum 13 Tahun Penjara

Reporter

image-gnews
Pengacara penipu Jason 'Jay' Kurland (kanan) 49, berjalan ke pengadilan Federal Brooklyn. dailymail.co.uk
Pengacara penipu Jason 'Jay' Kurland (kanan) 49, berjalan ke pengadilan Federal Brooklyn. dailymail.co.uk
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pria Long Island, Amerika Serikat yang dijuluki 'Pengacara Lotere' dan menipu pemenang sebesar US$107 juta atau Rp1,5 triliun untuk mendanai gaya hidupnya yang mewah dengan yacht, liburan, dan mobil sport, divonis penjara selama 13 tahun.

Jason 'Jay' Kurland dinyatakan bersalah pada Juli lalu atas sejumlah dakwaan termasuk penipuan dan pencucian uang. Jaksa mengatakan Kurland menggunakan posisinya sebagai pengacara untuk mengarahkan kliennya agar menginvestasikan jutaan dolar di perusahaan yang dia miliki secara diam-diam dan menerima suap ilegal berdasarkan investasi tersebut.

Di antara kesepakatan curang yang dilakukan Kurland adalah sarana investasi yang ternyata merupakan skema Ponzi yang didalangi oleh mafia, Christopher Chierchio.

Pria berusia 49 tahun yang juga mantan mitra di firma hukum Rivkin Radler, muncul di pengadilan federal di Brooklyn ketika dia dijatuhkan hukuman 13 tahun penjara oleh Hakim Distrik AS Nicholas Garaufis pada Kamis.

Pengacara Kurland, Telemachus Kasulis, mengatakan kepada DailyMail.com,”Kami tidak setuju dengan hasilnya dan berharap untuk membawa masalah ini ke Second Circuit.'

Sebelum menjatuhkan hukuman, Kurland terisak-isak saat membacakan pernyataan kepada hakim yang mengatakan bahwa dia 'malu'. Ia juga mengakui melakukan hal-hal yang 'bodoh' dan 'salah', The New York Post melaporkan.

'Saya gagal begitu banyak, Yang Mulia ... klien saya, keluarga saya,' kata Kurland sebelum dia meminta keringanan hukuman kepada hakim.

Sebagai mitra di firma hukum Long Island, spesialisasi Kurland termasuk mewakili pemenang lotere. Kliennya telah memenangkan gabungan sekitar US$3 miliar, kata jaksa penuntut.

Para korban lotere termasuk pemenang Mega Million US$1,5 miliar, pemenang Powerball US$245 juta, dan pemenang jackpot US$150 juta, kata sebuah laporan.

Setelah Kurland mendapatkan kepercayaan kliennya, dia menipu mereka dengan meminta mereka berinvestasi dalam kesepakatan dan entitas yang dikendalikan oleh Chierchio dan dua terdakwa lainnya - Frangesco Russo, 41 tahun, dan Francis Smookler, 48 tahun - tanpa mengungkapkan bahwa dia menerima suap dari mereka, menurut kepada jaksa.

Tepat sebelum persidangan, Christopher Chierchio mengaku bersalah membantu Kurland dalam penipuan ini sementara secara pribadi mengantongi lebih dari US$25 juta uang pemenang lotre.

Chierchio, 54 tahun, dijatuhi hukuman pada Rabu dan dijatuhi hukuman penjara lima tahun. Kurland dan Chiercho juga dijatuhi hukuman tiga tahun pembebasan dengan pengawasan, kata jaksa penuntut.

Hakim mengatakan tujuan Kurland adalah untuk 'menguntungkan kesuksesan kliennya. ”Kurland memiliki akses langsung ke uang itu dan seperti pencuri, dia menggunakan akses yang dia miliki untuk mengantongi uang untuk dirinya sendiri dan mitra bisnisnya," kata hakim.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Mereka adalah pemenang yang beruntung, tetapi ketika mereka bertemu dengan Kurland, mereka akhirnya menjadi korban," kata hakim selama pembacaan hukuman.

Chierchio, yang mengaku bersalah atas satu tuduhan konspirasi untuk melakukan penipuan dan pencucian uang, diperintahkan membayar ganti rugi US$30,5 juta.

Jumlah penyitaan dan restitusi Kurland akan ditentukan dalam 90 hari ke depan, kata jaksa penuntut. Dia berargumen di persidangan bahwa dia ditipu oleh terdakwa lain dalam kasus pemerintah tentang investasi.

Kurland, Smookler dan Russo telah kehilangan US$40 juta dalam waktu lebih dari satu tahun setelah ketiganya menginvestasikan uang korban lotere dalam kesepakatan investasi yang ternyata merupakan skema Ponzi.

Pada April 2020, mereka beralih ke Chierchio, yang berjanji bahwa dia akan mendapatkan kembali uang mereka dengan investasi ke dalam kesepakatan pandemi alat pelindung diri.

Jaksa berpendapat bahwa hampir tidak ada dana yang benar-benar digunakan untuk kesepakatan APD dan sebaliknya, Chierchio, Kurland, Smookler dan Russo, mengambil jutaan dari para korban.

Terungkap juga bahwa Kurland mencuri US$19,5 juta dari salah satu akun klien untuk mendanai kesepakatan Chierchio.

Para terdakwa menggunakan uang curian itu untuk dua kapal pesiar, liburan mewah, perjalanan dengan jet pribadi dan Porsche, kata jaksa penuntut. Ketiganya mencuri sekitar US$ 107 juta dari para korban yang tidak bersalah.

Russo dan Smookler menerima pengakuan bersalah dalam kasus tersebut dan keduanya sedang menunggu hukuman.

Pilihan Editor: Menang Lotere Rp5,3 M, Wanita Ini Tinggalkan Suaminya demi Pria Lain

DAILY MAIL

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sean Diddy Combs, Ikon Hiphop yang Kontroversial

3 jam lalu

Sean Combs atau Diddy menyambut kelahiran putrinya di 2007 dari hubungannya dengan Sarah Chapman, fotografer yang berbasis di Atlanta. Kelahiran putrinya itu menyebabkan berakihrnya hubungan Diddy dengan sang kekasih Kim Porter, yang telah memberikan tiga orang anak bagi sang rapper tersebut. Ronald Martinez/Getty Images
Sean Diddy Combs, Ikon Hiphop yang Kontroversial

Sean Diddy Combs, rapper, musisi hiphop, produser, sekaligus pengusaha ini tengah menghadapi berbagai kontroversi.


Alasan Brunei Darussalam Masuk Daftar Hitam Pemerintah Amerika Serikat

9 jam lalu

Ilustrasi TPPO. Shutterstock
Alasan Brunei Darussalam Masuk Daftar Hitam Pemerintah Amerika Serikat

AS menganggap negara-negara di Tingkat 3 termasuk Brunei Darussalam tidak berbuat cukup banyak untuk bertindak melawan perdagangan manusia (TPPO).


Donald Trump Berharap Bisa Bertemu Narendra Modi di Amerika Serikat

23 jam lalu

Presiden AS Donald Trump berjabat tangan dengan Perdana Menteri India Narendra Modi menjelang pertemuan mereka di Rumah Hyderabad di New Delhi, India, 25 Februari 2020. [REUTERS / Adnan Abidi]
Donald Trump Berharap Bisa Bertemu Narendra Modi di Amerika Serikat

Donald Trump mengutarakan keinginan bertemu Perdana Menteri India Narendra Modi pada pekan depan disela kunjungan kerja Modi ke Amerika


Jubir Tegaskan Kaesang Nebeng Teman, Pemilik Jet Pribadi Ikut Terbang ke Amerika Serikat

1 hari lalu

Putra Presiden RI, Joko Widodo, Kaesang Pangarep, seusai memberikan klarifikasi di gedung ACLC Komisi Pemberantasan korupsi, Jakarta, Selasa, 17 September 2024. Kaesang Pangarep memberikan klarifikasi ke KPK terkait laporan pengaduan masyarakat yang tengah di proses oleh Direktorat Penerimaan Layanan Pengaduan Masyarakat KPK dalam dugaan penerimaan gratifikasi berupa fasilitas mewah pesawat jet pribadi yang dipergunakan melakukan perjalanan ke Amerika Serikat bersama istrinya Erina Gudono. TEMPO/Imam Sukamto
Jubir Tegaskan Kaesang Nebeng Teman, Pemilik Jet Pribadi Ikut Terbang ke Amerika Serikat

Juru bicara Kaesang Pangarep, Francine Widjojo, menegaskan Kaesang menaiki jet pribadi bersama teman atau pemilik dari pesawat tersebut.


Selain Y, KPK Buka Peluang Panggil Jokowi dalam Dugaan Gratifikasi Kaesang

1 hari lalu

Kolase foto yang menunjukkan momen Kaesang Pangarep dan Erina Gudono turun dari jet pribadi dan langsung berjalan menuju mobil yang telah menunggu di apron bandara. Sumber: Twitter
Selain Y, KPK Buka Peluang Panggil Jokowi dalam Dugaan Gratifikasi Kaesang

Selain akan panggil Y, KPK buka peluang panggil Jokowi dalam dugaan gratifikasi Kaesang.


Amerika Serikat Klaim Tidak Terlibat dalam Ledakan Pager di Lebanon

1 hari lalu

Orang-orang berkumpul di luar rumah sakit ketika lebih dari 1.000 orang termasuk pejuang Hizbullah dan petugas medis terluka setelah pager yang mereka gunakan untuk berkomunikasi meledak di seluruh Lebanon, di Beirut, Lebanon, 17 September 2024. Ledakan massal itu terjadi di tengah serangan lintas batas antara Hizbullah dan Israel dengan latar belakang serangan brutal Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 41.200 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu. REUTERS/Mohamed Azakir
Amerika Serikat Klaim Tidak Terlibat dalam Ledakan Pager di Lebanon

Amerika Serikat mengklaim bahwa pihaknya tidak mengetahui sebelumnya dan tidak terlibat dalam ledakan massal pager di Lebanon


Ledakan Pager Massal di Lebanon, Hizbullah Bersumpah Balas Israel

1 hari lalu

Seorang tentara berjaga di dekat American University of Beirut Medical Center (AUBMC) setelah lebih dari 1.000 orang, termasuk pejuang Hizbullah dan petugas medis terluka ketika pager yang mereka gunakan untuk berkomunikasi meledak di seluruh Lebanon, di Beirut, Lebanon, 17 September 2024. Hizbullah mengatakan pihaknya menganggap Israel
Ledakan Pager Massal di Lebanon, Hizbullah Bersumpah Balas Israel

Hizbullah bersumpah memberikan "hukuman yang adil" kepada Israel menyusul serangkaian ledakan pager yang mematikan di seluruh Lebanon.


Gold Apollo Membantah Membuat Pager yang Digunakan dalam Ledakan Lebanon

1 hari lalu

Pendiri dan presiden Gold Apollo, Hsu Ching-kuang, berbicara kepada media di kantor mereka di New Taipei City, Taiwan, 18 September 2024. REUTERS/Ann Wang
Gold Apollo Membantah Membuat Pager yang Digunakan dalam Ledakan Lebanon

Perusahaan Gold Apollo Taiwan membantah membuat pager yang digunakan dalam peledakan di Lebanon pada Selasa.


Media Israel: Netanyahu Setujui Serangan Ledakan Pager di Lebanon

1 hari lalu

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara dalam konferensi pers di Yerusalem, 2 September 2024. (Ohad Zwigenberg/Pool via REUTERS)
Media Israel: Netanyahu Setujui Serangan Ledakan Pager di Lebanon

Laporan outlet berita Israel Walla menunjukkan keterlibatan Israel dalam ledakan pager Lebanon yang menewaskan 9 orang dan melukai 2.750 orang


Ledakan Massal Pager di Lebanon: Rumah Sakit Kewalahan Menampung Korban

1 hari lalu

Seorang korban dibawa dengan tandu di luar American University of Beirut Medical Center (AUBMC) setelah pager yang mereka gunakan untuk berkomunikasi meledak di seluruh Lebanon, di Beirut, Lebanon, 17 September 2024. REUTERS/Mohamed Azakir
Ledakan Massal Pager di Lebanon: Rumah Sakit Kewalahan Menampung Korban

Sejumlah rumah sakit di seluruh Lebanon kewalahan merawat hampir 3.000 pasien setelah ledakan massal pager atau alat komunikasi penyeranta pada Selasa