TEMPO.CO, Jakarta - Rusia akan menekan Dewan Keamanan PBB lagi untuk lakukan penyelidikan internasional atas ledakan di pipa gas Nord Stream September 2022.
Ledakan itu memecahkan pipa Nord Stream 1 dan Nord Stream 2 yang baru dibangun. Pipa itu membawa gas dari Rusia ke Jerman di bawah Laut Baltik. Sampai saat ini penyebab dari ledakan itu belum bisa dijelaskan.
Rusia telah berulang kali mengatakan Barat berada di balik ledakan itu. Barat dan Ukraina membantah terlibat.
"Kami sekarang akan membawa Dewan Keamanan PBB kembali ke pemeriksaan masalah ini," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova dalam jumpa pers reguler, Kamis, 15 Juni 2023.
Zakharova mengatakan tiga negara Barat anggota tetap Dewan Keamanan - Amerika Serikat, Inggris dan Prancis - sebelumnya telah memblokir upaya Rusia mengamankan penyelidikan "transparan" terhadap ledakan itu. Rusia dan Cina juga merupakan anggota tetap badan PBB tersebut.
Kremlin mengatakan pada Rabu pihaknya sedang mempelajari semua informasi yang tersedia tentang serangan itu.
Dalam beberapa bulan terakhir, surat kabar AS termasuk The Washington Post, The New York Times dan The Wall Street Journal melaporkan bahwa Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat mengetahui rencana Ukraina untuk menyerang saluran pipa.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky membantah Ukraina menyerang mereka.
Beberapa pejabat AS dan Eropa awalnya mengatakan bahwa Moskow telah meledakkan jaringan pipanya sendiri, sebuah interpretasi yang dianggap bodoh oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.
REUTERS
Pilihan Editor Mengerikan, Eks Manajer Kamar Mayat Harvad Jual Anggota Tubuh ke Pasar Gelap