TEMPO.CO, Jakarta - Italia mengucapkan selamat jalan kepada perdana menteri empat kali Silvio Berlusconi, Rabu, 14 Juni 2023, di pemakaman yang sesuai dengan kehidupan taipan bisnis yang penuh warna, dengan pelayat meneriakkan nyanyian sepak bola dan politisi berdebat tentang hari berkabung nasional.
Massa yang mengibarkan bendera klub sepak bola AC Milan Berlusconi biasa meneriakkan "Silvio, Silvio" saat peti matinya dibawa ke dalam katedral gotik Milan, diapit polisi Carabinieri yang berpakaian seremonial dengan helm berbulu.
Di dalamnya ada sekitar 2.300 pelayat, termasuk para wanita, politisi, dan pengusaha yang menemani pria berusia 86 tahun itu selama naik ke tampuk kekuasaan dan kekayaan.
Marta Fascina, politisi berusia 33 tahun yang menjadi pasangan Berlusconi selama tahun-tahun terakhirnya, menangis bersama Marina, putri sulungnya, yang diperkirakan akan mewarisi kerajaan medianya dan, beberapa orang berspekulasi, bahkan warisan politiknya.
Berlusconi akan dikremasi dan abunya disimpan di sebuah mausoleum yang dia bangun untuk dirinya dan keluarganya di pekarangan vilanya di luar Milan, kata seorang sumber yang dekat dengan keluarga itu kepada Reuters.
Partai konservatif Forza Italia yang dia dirikan mendominasi politik Italia selama 30 tahun terakhir, sementara kerajaan bisnisnya membentang dari real estat hingga penerbitan.
Berlusconi adalah sosok yang sangat memecah belah yang membentuk pola untuk pengusaha lain yang berubah menjadi politisi seperti mantan Presiden AS Donald Trump, dengan karir diselingi oleh skandal dan pengadilan hukum.
Homili pemakaman oleh Uskup Agung Milan Mario Delpini tampaknya mengakui kekurangan serta kelebihannya.
"Apa yang bisa kita katakan tentang Silvio Berlusconi? Dia adalah seorang pria: keinginan untuk hidup, keinginan untuk cinta, keinginan untuk kegembiraan."
Polisi mengatakan sekitar 15.000 orang mengikuti pemakaman di layar raksasa yang dipasang di luar katedral, dan pertengkaran pecah antara sebagian besar pengagum Berlusconi dan beberapa pencela yang datang untuk mengkritiknya.
"Saya cukup beruntung menjadi bagian dari Forza Italia selama 18 tahun. Saya juga cukup beruntung bertemu dengannya," kata Lucia Adiele, seorang anggota Forza Italia yang melakukan perjalanan hampir 1.000 km dari rumahnya di Altamura, selatan Italia.
"Setidaknya yang bisa saya lakukan adalah berada di sini dan mengucapkan selamat jalan untuk terakhir kalinya."