TEMPO.CO, Jakarta - Setidaknya 79 imigran tenggelam Rabu pagi, 14 Juli 2023, dan ratusan lainnya masih hilang dan dikhawatirkan tewas setelah perahu mereka yang kelebihan muatan terbaik dan tenggelam di laut terbuka dekat Yunani, dalam salah satu bencana kecelakaan kapal paling mematikan di Eropa dalam beberapa tahun terakhir.
Sementara pencarian yang melelahkan untuk para penyintas berlanjut, sebuah yayasan yang mendukung penyelamatan Eropa meyakini sekitar 750 orang berada di kapal yang memiliki panjang 20-30 m. Badan migrasi PBB memperkirakan 400 orang, sementara Yunani menolak berspekulasi tentang jumlah penumpang.
Hingga tengah hari, 104 orang telah diselamatkan. Sebuah laporan media mengatakan perahu tersebut meninggalkan Libya, dan seorang pejabat kementerian perkapalan yang tidak ingin disebut namanya mengatakan sebagian besar penumpang berasal dari Mesir, Suriah dan Pakistan.
Operasi pencarian dan penyelamatan akan berlanjut sepanjang malam, dengan pesawat militer mengerahkan suar untuk menerangi perairan Mediterania di sekitar lokasi bangkai kapal sekitar 80 km barat daya kota pesisir Yunani selatan Pylos.
Para penyintas dibawa ke pelabuhan Yunani Kalamata dekat Pylos. Dengan berselimut, mereka beristirahat di kasur di gudang penampungan, dan kementerian migrasi diharapkan memindahkan mereka ke kamp di luar Athena.
Kapal karam itu adalah yang paling mematikan di Yunani dalam beberapa tahun. Pada Februari, 96 orang tewas ketika perahu kayu mereka menabrak batu di pantai Calabria, Italia, saat badai.
Pemerintahan sementara Yunani, yang berkuasa antara pemilihan yang tidak meyakinkan pada 21 Mei dan pemilihan baru pada 25 Juni, mengumumkan tiga hari berkabung nasional.