TEMPO.CO, Jakarta - Rusia disebut membutuhkan jutaan tentara Cina untuk memenangkan perang melawan Ukraina. Pembawa acara TV negara Rusia, Olga Skabeyeva mengatakan tentara Cina dibutuhkan di saat Kyiv melakukan serangan balasan setelah 15 bulan invasi.
Cina merupakan sekutu utama Presiden Rusia Vladimir Putin. Di saat banyak negara mengutuk perang Rusia Ukraina hingga memberi sanksi ke Moskow, Beijing tetap berada di sisi Rusia. Cina bahkan mencoba menengahi kesepakatan untuk mengakhiri perang Rusia Ukraina yang menurut beberapa orang akan lebih menguntungkan Moskow.
Sementara itu, sekutu Ukraina telah memberikan bantuan miliaran dolar kepada militernya, termasuk persenjataan, yang memungkinkan pasukannya mengubah gelombang perang menjadi keuntungannya. Sejak musim gugur, Ukraina telah merebut kembali kendali atas ribuan mil persegi wilayah yang sebelumnya diduduki. Dalam beberapa hari terakhir, Ukraina telah melancarkan serangan balasan terbarunya di Zaporizhzhia. Kementerian Pertahanan Ukraina telah melaporkan sejumlah besar korban dari Rusia di tengah upaya tersebut namun angka pastinya belum jelas.
Saat militer Rusia bergulat dengan serangan balasan dari Ukraina, Skabeyeva, pembawa acara program TV Rusia 60 Menit, menawarkan satu solusi untuk memperkuat militernya. Selama episode acara baru-baru ini, Skabeyeva menyerukan jutaan pasukan Cina untuk bergabung dalam perang Rusia-Ukraina. Ia menunjuk pada pertempuran baru-baru ini di wilayah Belgorod Rusia yang menjadi rujukan mengapa pasukan Cina dibutuhkan untuk membantu Rusia.
"Jangan memecat dua atau tiga juta tentara Cina. Itulah yang dibutuhkan sekarang. Saya melihat wilayah Belgorod dan memikirkan betapa kita kekurangan tentara pembebasan rakyat Cina," katanya.
Video pernyataan Skabayeva diterjemahkan dan diposting ke Twitter oleh Anton Gerashchenko, penasihat menteri dalam negeri Ukraina, pada Minggu pagi.
Hingga saat ini Cina belum mengindikasikan bahwa mereka berencana mengirim pasukan ke Rusia. Namun, hubungan Beijing dan Moskow kian dekat dibandingkan sejak sejak awal perang Rusia Ukraina.
Pada April, Putin dan Menteri Pertahanan Cina Li Shangfu menyoroti kerja sama militer antara kedua negara selama pertemuan di Moskow. Mereka mencatat bahwa keduanya telah terlibat dalam latihan militer bersama termasuk latihan angkatan darat, laut, dan udara.
“Kami bekerja secara aktif melalui departemen militer, secara teratur bertukar informasi yang berguna, bekerja sama di bidang kerja sama militer-teknis, dan mengadakan latihan bersama,” kata Putin tentang hubungan Rusia Cina.
NEWSWEEK
Pilihan Editor: Pengadilan Banding Swedia Tetap Izinkan Demo Bakar Al Quran Meski Ditentang Polisi