Ukraina tolak mentah-mentah
Ukraina, di sisi lain, menolak usulan tersebut. Menteri pertahanan Ukraina, Sabtu, 3 Juni 2023, menolak usulan yang diajukan oleh timpalannya dari Indonesia untuk mengakhiri konflik Rusia Ukraina, menyebutnya sebagai proposal yang “aneh”. Demikian dilansir Al Arabiya mengutip AFP. Namun Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov, yang menghadiri KTT dua hari tersebut, dengan tegas menolak usulan tersebut.
“Saya akan mencoba bersikap sopan,” kata Reznikov, sebelum memulai tanggapannya atas rencana Indonesia tersebut, seperti dikutip dari Ukrinform,net.
“Kedengarannya ini seperti rencana Rusia, bukan rencana Indonesia,” ujarnya. “Kami tidak membutuhkan mediator ini datang kepada kami (dengan) rencana aneh ini.”
Reznikov juga mengatakan para pemimpin dunia yang bersedia bernegosiasi dalam perang telah membentuk "antrean", tetapi Ukraina membutuhkan "alat bagi kami untuk menyelesaikan perang ini".
Juru bicara luar negeri Ukraina Oleg Nikolenko juga menolak rencana itu, dengan menyebutkan kembali bahwa posisi Ukraina adalah Rusia harus menarik pasukan dari teritorial Ukraina. Nikolenko mengatakan usulan Prabowo itu seperti menarik kesimpulan dari sejarahnya sendiri.
"Rusia harus mundur dari wilayah Ukraina, dan Ukraina berhak mengembalikan integritas wilayahnya sesuai perbatasan yang diakui internasional. Tidak ada skenario alternatif," ujar Nikolenko.
Nikolenko mengatakan Rusia telah melakukan tindakan agresi, menduduki teritorial Ukraina, dan setiap proposal gencatan senjata memberi kesempatan pasukan Rusia untuk menyatu kembali dan memperkuat diri.
"Tidak ada teritorial yang dipersengketakan antara Ukraina dan Federasi Rusia untuk mengadakan referendum di sana,” katanya. “Dalam wilayah yang diduduki, tentara Rusia melakukan kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida. Rusia kini berusaha dengan segala cara yang mungkin untuk mengganggu serangan balasan Ukraina.”
Sedangkan Rusia membantah tuduhan Ukraina tentang kejahatan perang dan genosida.
Kementerian Luar Negeri Ukraina sebelumnya menjelaskan mengapa "rencana perdamaian" yang diusulkan oleh Indonesia tidak akan berhasil, dan meminta Jakarta bergabung dalam implementasi formula perdamaian Ukraina sebagai gantinya.
Untuk diketahui, Presiden Ukraina Volodymr Zelenskiy telah mengusulkan rencana perdamaian 10 poin, yang meminta Rusia untuk menarik semua pasukannya dari Ukraina. Kepala penasihat diplomatik Ihor Zhovkva mengatakan Ukraina tidak tertarik pada gencatan senjata yang mengunci keuntungan teritorial Rusia.