TEMPO.CO, Jakarta - Rusia menembakkan rudal hipersonik Kinzhal ke Kyiv pada Selasa, 16 Mei 2023, dengan Ukraina mengatakan telah menembak jatuh keenamnya, dan Rusia mengklaim satu rudal berhasil menembus pertahanan udara untuk menghancurkan sistem pertahanan anti-rudal permukaan-ke-udara Patriot buatan AS.
Reuters tidak dapat memverifikasi klaim-klaim tersebut, tetapi berikut beberapa fakta penting tentang Kinzhal, yang berarti "belati" dalam bahasa Rusia:
- Rudal balistik ini diluncurkan dari udara dan mampu membawa hulu ledak nuklir atau konvensional. Ukraina mengatakan enam dari mereka ditembakkan, Selasa.
- Memiliki jangkauan yang dilaporkan 1.500 hingga 2.000 km sambil membawa muatan 480 kg. Rudal ini dapat mencapai kecepatan hingga Mach 10 (12.250 kpj).
- Kinzhal adalah salah satu dari enam senjata "generasi berikutnya" yang diungkapkan oleh Presiden Vladimir Putin dalam pidatonya pada Maret 2018. Dia mengatakan senjata ini dapat menembus sistem pertahanan rudal yang ada dan yang akan datang.
- Desember 2021, dua bulan sebelum invasi ke Ukraina, Putin mengatakan bahwa Rusia adalah pemimpin global dalam rudal-rudal hipersonik dan, pada saat negara-negara lain menyusul, kemungkinan telah mengembangkan teknologi untuk menangkal senjata baru ini. "Dalam perkembangan kecanggihan, kami pasti pemimpinnya," katanya.
- Rusia mengirim jet tempur yang dipersenjatai dengan rudal Kinzhal ke Suriah untuk pertama kalinya pada 2021, kata analis militer.
- Kementerian pertahanan Rusia mengklaim telah menembakkan rudal Kinzhal ke tempat pembuangan amunisi di barat daya Ukraina pada 19 Maret 2022, penggunaan senjata tersebut yang diketahui pertama kali dalam pertempuran. Sejak itu mereka telah menembakkan rudal Kinzhal pada beberapa kesempatan lain di Ukraina.
- Pada 6 Mei, Ukraina mengatakan untuk pertama kalinya telah menembak jatuh sebuah Kinzhal, menggunakan sistem Patriot. Tidak jelas apakah sistem "Barat" yang menurut Kyiv digunakan melawan Kinzhal pada Selasa juga merupakan rudal Patriot.
REUTERS | CSIS
Pilihan Editor: Hasil Pemilu Turki Menunjukkan Erdogan Dominan di Wilayah Korban Gempa