"Kami pergi demi keselamatan Anda," kata Imamoglu kepada para pendukungnya, seraya menambahkan bahwa dia akan mengajukan tuntutan pidana terhadap Gubernur Erzurum dan kepala polisi karena membiarkan kekerasan tersebut.
Rekaman menunjukkan setidaknya satu orang terluka di wajah. "Gubernur Erzurum menelepon dan memberi tahu saya bahwa tujuh orang terluka. Saya berbicara dengan sembilan orang yang terluka saat ini," katanya dalam sebuah tweet.
Sebagaimana diketahui, Erdogan telah menjadi pemimpin Turki sejak 2003, dan telah menduduki kursi kepresidenan sejak 2014, masih mempertahankan dukungan yang signifikan, dan masih bisa muncul di puncak bersama Partai AK-nya. Dalam pemilihan presiden 2018, Erdogan memenangkan 72 persen suara di Erzurum.
Kontroversi Kepemimpinan Erdogan
Selama kepemimpinan Erdogan, Turki meraih beberapa predikat positif sebagai negara dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 7,5 persen antara 2002 dan 2011.
Namun disamping itu, kepemimpinannya juga tidak luput dari noda. Beberapa kontroversi menyeruak dan menjadi alasan menyusutnya popularitas Erdogan, antara lain:
1. Mata uang Turki yang jeblok
Melansir dari Reuters, Lira Turki melemah ke rekor terendah baru 18,9620 terhadap US dollar pada Maret 2023 lalu. Hal itu disebut karena investor mempertimbangkan dampak ekonomi dari gempa besar yang melanda negara itu bulan lalu.
Pemilihan presiden dan parlemen yang dijadwalkan pada 14 Mei menambah ketidakpastian. Mereka akan menentukan apakah Turki melanjutkan kebijakan ortodoks di bawah Presiden Tayyip Erdogan atau kembali ke ortodoksi seperti yang dijanjikan oleh oposisi.
Secara terpisah, Departemen Keuangan Turki mengatakan bahwa pihaknya telah meminjam 2,25 miliar US Dollar dalam penerbitan obligasi euro yang jatuh tempo pada tahun 2029, sehingga jumlah yang dipinjam dari pasar internasional menjadi 5 miliar US Dollar tahun ini.
2. Posisi di NATO
Turki resmi bergabung sebagai anggota North Atlantic Treaty Organization atau NATO pada 20 Februari 1952. Menurut laman Departemen Luar Negeri Republik Turki, sejak itu, Aliansi Atlantik Utara itu telah memainkan peran sentral dalam keamanan Türki dan berkontribusi pada integrasinya dengan komunitas Euro-Atlantik. Türki, sebaliknya, telah berhasil memikul tanggung jawabnya dalam mempertahankan nilai-nilai umum Aliansi.
Pada 2023 ini, Turki menimbulkan polemik di NATO setelah mereka menolak keanggotaan Swedia. Sebelumnya, Swedia memutuskan untuk membuang kebijakan non-blok militer yang telah lama dipegangnya menyusul invasi Rusia ke Ukraina.
Turki mengatakan Stockholm menampung anggota dari apa yang dianggapnya sebagai kelompok teroris (meski telah dibantah Swedia) dan menuntut ekstradisi mereka sebagai langkah untuk meratifikasi keanggotaan Swedia.
Beberapa waktu lalu, Turki menolak keras protes di Stockholm ketika kitab suci Islam, Al Quran, dibakar dan pada kesempatan terpisah patung Erdogan digantung terbalik. Ankara mengatakan ini adalah kejahatan rasial. Namun Swedia mengatakan mereka dilindungi oleh undang-undang kebebasan berbicara.
AL JAZEERA | REUTERS | MFA | TIM TEMPO
Pilihan editor : Turki Perluas Penyelidikan Bangunan Runtuh Korban Gempa Lebih 50.000
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.