Profil Abdalla Hamdok, Perdana Menteri Sudan dari Sipil
Dilansir dari Al Jazeera, Hamdok lahir pada tahun 1956 di provinsi Kordofan tengah selatan, Hamdok memiliki lebih dari 30 tahun pengalaman sebagai seorang ekonom dan analis kebijakan senior yang mengkhususkan diri dalam pengembangan di seluruh Afrika. Ia memperoleh gelar sarjana sains dari Universitas Khartoum dan gelar doktor dalam bidang ekonomi dari Universitas Manchester di Inggris.
Mulai dari tahun 1981 hingga 1987, ia menjabat sebagai pejabat senior di Kementerian Keuangan dan Perencanaan Ekonomi Sudan, sebelum menjabat dalam beberapa posisi kepemimpinan di lembaga seperti Bank Pembangunan Afrika dan Organisasi Perburuhan Internasional.
Terakhir, ia menjabat sebagai wakil sekretaris eksekutif Komisi Ekonomi PBB untuk Afrika, posisi yang dipegangnya sejak November 2011.
Hamdok muncul sebagai pemimpin sipil Sudan setelah gelombang protes yang dipimpin oleh kaum muda menggulingkan penguasa lama Omar al-Bashir, yang ditangkap oleh militer pada April 2019. Hamdok berada di luar Sudan dan tidak terlibat langsung dalam gerakan protes, tetapi penunjukan teknokrat ini disambut baik oleh sebagian besar penduduk dan masyarakat internasional.
Tantangannya sangat besar, mulai dari krisis politik dan ekonomi, kelangkaan barang-barang pokok, dan kebutuhan untuk membangun kembali sektor perbankan yang hampir kolaps. Hamdok mengandalkan pengalamannya dalam berbagai inisiatif perdamaian di Afrika ketika Sudan menandatangani kesepakatan dengan kelompok pemberontak pada Oktober 2020 untuk mengakhiri ketidakstabilan di wilayah Darfur, Kordofan, dan Blue Nile.
Mantan Perdana Menteri Hamdok didongkel dari kekuasaannya oleh Panglima Militer Abdel Fattah al-Burhan pada Oktober 2021. Sudan sedang berada dalam masa transisi yang rapuh untuk menuju pemerintahan yang demokratis.