Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

China Semakin Banyak Cekal Pengusaha Asing ke Luar Negeri

Reporter

Editor

Yudono Yanuar

image-gnews
Orang-orang menghadiri upacara pengibaran bendera untuk merayakan hari nasional China di markas Partai Komunis Rakyat Taiwan di Tainan, Taiwan, 1 Oktober 2022. REUTERS/Ann Wang
Orang-orang menghadiri upacara pengibaran bendera untuk merayakan hari nasional China di markas Partai Komunis Rakyat Taiwan di Tainan, Taiwan, 1 Oktober 2022. REUTERS/Ann Wang
Iklan

TEMPO.CO, JakartaChina semakin banyak mengeluarkan pencekalan termasuk terhadap eksekutif asing karena terlibat sejumlah kasus. Kondisi ini terjadi di tengah pernyataan pemerintah bahwa negara itu terbuka untuk bisnis setelah tiga tahun pembatasan ketat Covid-19.

Puluhan orang China dan asing terjerat larangan bepergian keluar negeri, menurut sebuah laporan kelompok hak asasi Safeguard Defenders, sementara analisis Reuters menemukan lonjakan kasus pengadilan yang melibatkan larangan semacam itu dalam beberapa tahun terakhir, dan lobi bisnis asing menyuarakan keprihatinan tentang tren tersebut.

"Sejak Xi Jinping mengambil alih kekuasaan pada 2012, China telah memperluas lanskap hukum untuk larangan keluar dan semakin sering menggunakannya, terkadang di luar pembenaran hukum," demikian bunyi laporan Safeguard Defenders.

"Antara 2018 dan Juli tahun ini, tidak kurang dari lima undang-undang (China) baru atau yang diamandemen mengatur penggunaan larangan keluar, dengan total hari ini 15 undang-undang," kata Laura Harth, direktur kampanye kelompok tersebut.

Safeguard Defenders memperkirakan "puluhan ribu" orang China dilarang keluar pada satu waktu. Makalah akademis tahun 2022 oleh Chris Carr dan Jack Wroldsen juga menemukan 128 kasus larangan keluar terhadap orang asing antara tahun 1995 dan 2019, termasuk 29 orang Amerika dan 44 orang Kanada.

Perhatian pada larangan keluar muncul saat ketegangan China-AS meningkat karena perselisihan perdagangan dan keamanan. Ini kontras dengan pesan China yang membuka diri untuk investasi dan perjalanan ke luar negeri, muncul dari isolasi beberapa pembatasan Covid yang paling ketat di dunia.

Analisis Reuters terhadap catatan tentang larangan keluar, dari database Mahkamah Agung China, menunjukkan peningkatan delapan kali lipat dalam kasus yang menyebutkan larangan antara tahun 2016 dan 2022.

China pekan lalu memperkuat undang-undang kontra-spionase, memungkinkan larangan keluar diberlakukan pada siapa pun, China atau asing, yang sedang diselidiki.

Sebagian besar kasus dalam database yang mengacu pada larangan keluar bersifat perdata, bukan pidana. Reuters tidak menemukan adanya keterlibatan orang asing atau subversi yang sensitif secara politik atau masalah keamanan nasional.

Sebagai perbandingan, AS dan Uni Eropa memberlakukan larangan perjalanan terhadap beberapa tersangka kriminal, tetapi umumnya tidak untuk tuntutan perdata.

Penggerebekan

Kementerian Keamanan Publik China belum mengeluarkan pernyataan tentang masalah ini. Mereka juga belum mengumumkan jumlah orang yang dilarang bepergian ke luar negeri.

Satu orang yang dicegah meninggalkan China tahun ini adalah seorang eksekutif Singapura di perusahaan Mintz Group, menurut tiga orang yang mengetahui masalah tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mintz mengatakan pada akhir Maret pihak berwenang telah menggerebek kantor perusahaan di China dan menahan lima staf lokal. Kementerian luar negeri mengatakan pada saat itu Mintz dicurigai terlibat dalam operasi bisnis yang melanggar hukum. Polisi mengunjungi kantor Bain & Co di Shanghai dan menanyai stafnya, kata konsultan manajemen AS pekan lalu.

"Karena meningkatnya ketegangan antara AS dan China, risiko (larangan keluar) ini meningkat," kata Lester Ross, seorang pengacara veteran di China yang telah menangani kasus larangan keluar.

"Saya telah melihat peningkatan dalam perusahaan dan entitas yang mengkhawatirkan hal ini dan meminta saran kami tentang cara mempersiapkan dan mengurangi risiko" larangan keluar, kata Ross, kepala komite kebijakan Kamar Dagang Amerika di China.

Bisnis asing prihatin dengan pengawasan yang ketat dan pasal karet dari undang-undang kontra-spionase, yang mengatakan larangan keluar dapat dikenakan pada mereka yang menyebabkan "kerusakan terhadap keamanan nasional atau kerusakan signifikan pada kepentingan nasional".

"Ketidakpastiannya sangat besar," kata Jorg Wuttke, kepala Kamar Dagang Uni Eropa di China. "Bisakah Anda melakukan uji tuntas? Kejelasan harus datang."

"Pada saat China secara proaktif mencoba memulihkan kepercayaan bisnis untuk menarik investasi asing, larangan keluar mengirimkan sinyal yang sangat beragam," kata Kamar Dagang Uni Eropa.

Orang-orang yang dilarang meninggalkan China termasuk orang China biasa yang terlibat dalam perselisihan keuangan serta pembela hak asasi, aktivis dan pengacara, dan etnis minoritas seperti Uyghur di wilayah Xinjiang barat laut China, menurut laporan Safeguard Defenders.

Ini mengutip laporan pengadilan China yang mengatakan 34.000 orang ditempatkan di bawah larangan keluar antara 2016 dan 2018 karena berutang, naik 55% dari periode yang sama tiga tahun sebelumnya.

Beberapa aktivis mengatakan penggunaan larangan keluar yang lebih luas mencerminkan langkah-langkah keamanan yang lebih ketat di bawah Presiden Xi.

"Mereka dapat menemukan alasan untuk menghentikan Anda meninggalkan negara itu," kata Xiang Li, seorang aktivis HAM China yang ditolak keluar selama dua tahun sebelum melarikan diri dari China pada 2017 dan kemudian menerima suaka di Amerika Serikat.

REUTERS

Pilihan Editor Bos Grup Wagner Minta Dikirimi 300 Ton Peluru Per Hari untuk Rebut Bakhmut

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Terkini: Deflasi 5 Bulan Berturut-turut Apindo Cemas vs Pemerintah Tenang-tenang Saja, Program Kartu Prakerja Diharapkan Tetap Berlanjut di Era Prabowo

23 jam lalu

Aktivitas perdagangan di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Rabu, 5 Juli 2020. Deflasi Juli 2020 membuat inflasi selama Januari hingga Juli (year to date/ytd) sebesar 0,98 persen dan 1,54 persen secara tahunan. Tempo/Tony Hartawan
Terkini: Deflasi 5 Bulan Berturut-turut Apindo Cemas vs Pemerintah Tenang-tenang Saja, Program Kartu Prakerja Diharapkan Tetap Berlanjut di Era Prabowo

Kemenko Perekonomian mengatakan deflasi yang sudah berlangsung selama lima bulan berturut-turut tidak berkaitan dengan pelemahan daya beli.


Dianggap akan Mengancam UMKM Indonesia, Apa Itu Aplikasi Belanja Online Temu?

1 hari lalu

Logo Temu (temu.com)
Dianggap akan Mengancam UMKM Indonesia, Apa Itu Aplikasi Belanja Online Temu?

Temu menawarkan berbagai produk dengan harga yang sangat murah karena menggunakan model bisnis Factory to Consumer (F2C).


5 Negara yang Tidak Punya Hari Kemerdekaan

4 hari lalu

Gang bendera di markas besar PBB Eropa terlihat selama Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa, Swiss, 11 September 2023. REUTERS/Denis Balibouse
5 Negara yang Tidak Punya Hari Kemerdekaan

Berikut adalah beberapa negara yang tidak memiliki hari kemerdekaan.


Terkini: Utang Perusahaan Media Milik Bakrie Rp 8,79 Triliun, Ekonom Sebut Kelas Menengah Rentan Jadi Miskin

6 hari lalu

Warga berbelanja di sebuah mall di Jakarta, Senin, 2 September 2024. Badan Pusat Statistik mencatat jumlah masyarakat kelas menengah di Indonesia pada 2024 sebanyak 47,85 juta jiwa atau turun dari tahun 2023 yakni sebanyak 48,27 juta jiwa yang setara 17,13 persen dari total penduduk Indonesia. TEMPO/Subekti
Terkini: Utang Perusahaan Media Milik Bakrie Rp 8,79 Triliun, Ekonom Sebut Kelas Menengah Rentan Jadi Miskin

Empat perusahaan media milik keluarga Aburizal Bakrie bisa terancam pailit. Sebanyak 12 kreditur menagih utang sebesar Rp 8,79 triliun.


BI Promosikan Peluang Investasi di Indonesia ke China: Ada Proyek Geothermal di Jawa Tengah

6 hari lalu

Bank Indonesia mengajak para investor di Tiongkok untuk memanfaatkan peluang investasi di Indonesia pada Indonesia-China Business Forum (ICBF) 2024 yang digelar pada 25-27 September 2024 di Cina. Foto : BI
BI Promosikan Peluang Investasi di Indonesia ke China: Ada Proyek Geothermal di Jawa Tengah

BI mengajak investor China memanfaatkan peluang investasi di Indonesia pada proyek strategis pembangkit listrik tenaga panas bumi atau geothermal.


BI Ajak Investor China untuk Investasi di RI: dari Proyek Energi Terbarukan hingga Hilirisasi Industri

7 hari lalu

Ilustrasi uang Yuan. REUTERS/Jason Lee
BI Ajak Investor China untuk Investasi di RI: dari Proyek Energi Terbarukan hingga Hilirisasi Industri

Bank Indonesia mengajak para investor di China untuk memanfaatkan peluang investasi di Indonesia.


Tren Pola Konsumsi Gen Z di China Semakin Bergeser, Tak Berminat Merek Barang Mewah

8 hari lalu

Gen Z  di Cina. Shutterstock
Tren Pola Konsumsi Gen Z di China Semakin Bergeser, Tak Berminat Merek Barang Mewah

Gen Z China berupaya meredefinisi barang-barang mewah yang mengubah pola konsumsi mereka. Pola konsumsi belanja mereka pun berubah.


Gen Z China Mulai Tinggalkan Barang Mewah, Beralih ke Produk Replika Berkualitas Alias KW

8 hari lalu

Ilustrasi belanja di bawah teriknya sinar matahari. Foto: Freepik.com
Gen Z China Mulai Tinggalkan Barang Mewah, Beralih ke Produk Replika Berkualitas Alias KW

Ada pergeseran tren konsumsi di kalangan Gen Z di China yang beralih menggunakan replika barang-barang mewah. Apa penyebabnya?


Gen Z China Mulai Tinggalkan Merek Barang Mewah, Apa Beda Generasi Z, Milenial, dan Gen X

8 hari lalu

Sejumlah remaja antre untuk diperiksa kesehatan saat vaksin di Heihe, Cina, 3 Agustus 2021. Cina melaporkan 55 kasus baru Covid-19 yang ditransmisikan secara lokal pada 2 Agustus 2021. Virus Corona menyebar cepat seiring merebaknya varian Delta di lebih dari 20 kota dan 12 provinsi. China Daily via REUTERS
Gen Z China Mulai Tinggalkan Merek Barang Mewah, Apa Beda Generasi Z, Milenial, dan Gen X

Generasi Z China mulai tinggalkan produk dan merek barang-barang mewah, kenapa? Berikut perbedaan Gen Z, Milenial, dan Gen X.


Polemik Pesangon 254 Karyawan PLTU Celukan Bawang, Manajemen Angkat Bicara

8 hari lalu

PLTU Celukan Bawang. Facebook.com
Polemik Pesangon 254 Karyawan PLTU Celukan Bawang, Manajemen Angkat Bicara

Tak kurang dari 250 karyawan PLTU Celukan Bawang tak jelas kompensasi pesangonnya. Apa kata manajemen?