TEMPO.CO, Jakarta - Rusia mengirim rudal ke kota-kota di seluruh Ukraina saat orang-orang tidur lebih awal pada Jumat, 28 April 2023, menewaskan sedikitnya 12 orang dalam serangan udara skala besar pertama dalam hampir dua bulan.
Serangan dini hari dilakukan saat Kyiv bersiap untuk meluncurkan serangan balasan untuk mencoba merebut kembali wilayah yang diduduki Rusia.
Di pusat kota Uman, petugas pemadam kebakaran berjuang melawan api yang berkobar di sebuah gedung apartemen tempat tinggal yang melanda lantai atas. Sedikitnya 10 orang tewas, termasuk dua anak, dan sembilan dibawa ke rumah sakit, kata Gubernur Ihor Taburets.
Petugas penyelamat memanjat melalui tumpukan besar puing yang membara, membawa kantong mayat dengan tandu. Seorang pria dewasa yang mengenakan masker terisak saat dia melihat, dan seorang wanita datang untuk menghiburnya.
"Awalnya jendela pecah, lalu terdengar ledakan," kata seorang penghuni gedung apartemen yang hanya menyebut namanya sebagai Olga saat petugas penyelamat menggali puing-puing. "Semuanya beterbangan keluar."
Di kota tenggara Dnipro, sebuah rudal menghantam sebuah rumah, menewaskan seorang anak berusia dua tahun dan seorang wanita berusia 31 tahun, kata gubernur daerah Serhiy Lysak. Tiga orang juga terluka dalam serangan itu.
Militer Ukraina mengatakan telah menembak jatuh 21 dari 23 rudal jelajah yang ditembakkan oleh Rusia.
"Teror Rusia ini harus menghadapi balasan yang adil dari Ukraina dan dunia," tulis Presiden Volodymyr Zelensky dalam sebuah posting Telegram di samping gambar reruntuhan. "Dan itu akan terjadi."
Tidak jelas apa yang ditargetkan Rusia dalam serangan-serangan Jumat meskipun secara reguler pasukannya menghantam infrastruktur sipil, terutama fasilitas-fasilitas energi sepanjang musim dingin.
Mulai akhir tahun lalu, Rusia meluncurkan serangan semacam itu kira-kira setiap minggu, meskipun serangan itu berkurang saat musim dingin berakhir, dengan negara-negara Barat mengatakan Moskow telah menggunakan sebagian besar persenjataan misil jarak jauhnya dalam upaya yang gagal untuk membekukan kota-kota Ukraina.
Moskow mengatakan tidak dengan sengaja menargetkan warga sipil, tetapi serangan udara dan penembakannya telah menewaskan ribuan orang dan menghancurkan kota-kota di seluruh Ukraina. Kyiv mengatakan serangan di kota-kota yang jauh dari garis depan tidak memiliki tujuan militer selain untuk mengintimidasi dan melukai warga sipil, sebuah kejahatan perang.