Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menteri Luar Negeri Jerman: Cina Sekarang Musuh Sistemik

image-gnews
Annalena Baerbock bersama Armin Laschet  (kanan) dan Olaf Scholz (kiri)  berfoto sebelum debat televisi calon kanselir Jerman di Berlin,  12 September 2021. (Michael Kappeler/Pool via REUTERS)
Annalena Baerbock bersama Armin Laschet (kanan) dan Olaf Scholz (kiri) berfoto sebelum debat televisi calon kanselir Jerman di Berlin, 12 September 2021. (Michael Kappeler/Pool via REUTERS)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock merasa dikagetkan usai perjalanannya ke Cina belum lama ini. Setelah lawatan tersebut, kini Berlin menganggap Beijing semakin menjadi musuh sistemik , lebih dari mitra dagang dan pesaing biasa.

Berbicara kepada Bundestag Jerman (majelis rendah parlemen) pada Rabu, 19 April 2023, tentang perjalanannya ke Beijing, Baerbock mengatakan "beberapa di antaranya benar-benar mengejutkan". 

Dia tidak merinci secara spesifik apa yang dia maksud, meskipun komentarnya muncul setelah dia mengatakan Cina menjadi lebih represif secara internal dan juga agresif secara eksternal.

Bagi Jerman, katanya, Cina adalah mitra, pesaing, dan lawan sistemik, tetapi kesannya sekarang adalah "bahwa aspek lawan sistemik semakin meningkat". Cina adalah mitra dagang terbesar Jerman, kata Baerbock, tetapi ini tidak berarti Beijing juga merupakan mitra dagang terpenting Jerman.

Baerbock mengatakan, Pemerintah Jerman ingin bekerja sama dengan Cina tetapi tidak ingin mengulangi kesalahan masa lalu, misalnya gagasan "perubahan melalui perdagangan". Dia percaya Barat dapat mencapai perubahan politik pada rezim otoriter melalui perdagangan.

Saat mengunjungi Beijing pekan lalu, Baerbock memperingatkan, setiap upaya Cina untuk mengendalikan Taiwan tidak akan dapat diterima.

Baerbock juga mengatakan China ingin mengikuti aturannya sendiri dengan mengorbankan tatanan berbasis aturan internasional. Beijing pada gilirannya meminta Jerman untuk mendukung "reunifikasi" Taiwan dan mengatakan Cina dan Jerman bukanlah musuh tetapi mitra.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Beijing mengklaim Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai provinsi Cina dan tidak pernah mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk membawa pulau itu di bawah kendalinya.

Baerbock juga mengatakan Cina memiliki tanggung jawab untuk mengupayakan perdamaian di dunia, khususnya menggunakan pengaruhnya atas Rusia dalam perang di Ukraina.

Menteri Baerbock menyambut baik janji Beijing untuk tidak memasok senjata ke Rusia, termasuk barang-barang penggunaan ganda. Dia menambahkan bahwa Berlin akan melihat bagaimana janji seperti itu berhasil dalam praktiknya.

Berbeda dengan kebijakan mantan kanselir Angela Merkel, pemerintahan Olaf Scholz sedang mengembangkan strategi Cina baru untuk mengurangi ketergantungan pada negara adidaya ekonomi Asia, pasar ekspor penting untuk barang-barang Jerman.

Pilihan Editor: Menteri Jerman Mengunjungi Taiwan, Cina Berang

REUTERS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

4 jam lalu

Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida berjalan melewati barisan tiang menuju Oval Office di Gedung Putih di Washington, AS, 13 Januari 2023. T.J. Kirkpatrick/Pool melalui REUTERS
Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.


Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

9 jam lalu

Presiden AS Joe Biden saat kunjungannya di Chavis Community Center di Raleigh, North Carolina, AS, 26 Maret 2024. REUTERS/Elizabeth Frant
Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.


Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

9 jam lalu

Ilustrasi internet. (abc.net.au)
Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media


Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

10 jam lalu

Pengolahan bijih nikel di smelter feronikel PT Antam Tbk di Kolaka, Sulawesi Tenggara. TEMPO/M. Taufan Rengganis
Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.


Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

14 jam lalu

Sebuah mesin bekerja untuk mengurangi polusi dipasang di sekitar area konstruksi saat polusi udara menyelimuti wilayah Beijing, Cina, 18 Desember 2016. REUTERS/Stringer
Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.


Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

17 jam lalu

Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters. REUTERS
Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".


Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Bendera Korea Utara berkibar di samping kawat berduri di kedutaan besar Korea Utara di Kuala Lumpur, Malaysia, 9 Maret 2017. [REUTERS / Edgar Su]
Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.


Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Ilustrasi gelombang panas ekstrem.[Khaleej Times/REUTERS]
Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.


Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Taman Merlion, Singapura. REUTERS/Edgar Su/File Photo
Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.


Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

2 hari lalu

Booth BYD di PEVS 2024. (Foto: Gooto/Dimas Prassetyo)
Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.